CHUSNUL HASANAH, menjadi mahasiswi lulusan Fakultas Peternakan UGM yang meraih IPK tertinggi se-UGM pada periode wisuda November 2019. IPK yang diraih nyaris sempurna yakni 3,96.
Chusnul berasal dari keluarga sederhana di mana sang ayah berprofesi sebagai penjual soto di Malioboro sementara ibundanya berdagang sate ayam keliling di seputaran Pasar Beringharjo. Kedua orangtuanya berasal dari Madura, Bairi (44) dan Nursiya (42) merantau ke Yogyakarta saat usia Chusnul baru genap sebulan, pada tahun 1997 lalu.
IPK 3,96 yang diraihnya tak begitu saja didapat dengan mudah tanpa perjuangan di luar proses akademik semata. Setiap tak ada kuliah pagi, Chusnul selama ini membantu sang ayah berjualan, pun sebelum pagi beranjak ia terlebih dahulu membantu berbelanja, memasak serta mengasuh tiga adiknya.
“Kalau kuliah siang hari, pagi hari biasanya saya bantu orang tua dulu di rumah. Belanja, mengasuh adik, dan memasak. Hampir setiap akhir minggu, saya membantu ayah berjualan soto, jam 7 biasanya sampai jam 10 tapi kadang sampai siang jika jualan tidak langsung habis. Saat musim liburan, hampir setiap hari saya bantu berjualan. Sore hari kadang saya membantu ibu berjualan sate,” ungkapnya Kamis, (21/11/2019).
Kesibukan itu ternyata tak membuat Chusnul kesulitan di kampus. Ia bahkan melalap habis seluruh materi dan bahkan mengambil peran sebagai asisten di Laboratorium Biokimia Nutrisi.
“Materi kuliah saya pelajari berulang-ulang, kemudian saya lengkapi dengan diskusi bersama teman-teman. Kegiatan diskusi ini bisa melengkapi rincian materi yang sudah ada. Alhamdulillah tidak pernah kesulitan meski tetap pasti tak selalu mulus. Mendekati ujian saya punya kelompok belajar dan menjelang ujian biasanya kami berdiskusi bersama,” imbuh gadis kelahiran 17 Mei 1997 ini.
Chusnul pun ternyata mampu menunjukkan bahwa keseriusan dan ketekukan selalu berbuah manis, meski di tengah keterbatasan. IPK terbaik se-UGM dikantonginya saat resmi diwisuda pada bulan November 2019 ini.
Kini selepas lulus, Chusnul tak lantas berpuas diri dan bersiap melaju menembus cita memiliki peternakan ayam sendiri. Niatnya mulia, ingin membantu usaha orangtua yang sama-sama membutuhkan suplai daging ayam.
“Ibu jualan sate keliling, saya ingin punya peternakan ayam sendiri nanti biar bisa membantu usaha orangtua. Saya ingin melakukan apa yang bisa saya lakukan untuk mereka, mungkin nanti saya jadi peternak ayam untuk mereka,” imbuhnya. (Fxh)
Sumber:https://krjogja.com/web/news/read/115179/Anak_Penjual_Soto_Raih_IPK_3_96_di_UGM
Link Terkait: https://www.teras.id/news/pat-30/197762/anak-penjual-soto-dan-sate-keliling-di-beringharjo-raih-ipk-396-di-ugm