KAWIN silang antara ayam jantan kampung dengan betina ras petelur bisa menjadi solusi untuk meningkatkan produksi ayam kampung. Persilangan ini menghasilkan ayam kampung super (kamper) atau sering disebut juga Jowo super (joper).
Hal itu dijelaskan dosen Fakultas Peternakan UGM, Dr Ir Sri Sudaryati MS dalam Seminar Purna Tugas, Rabu (13/10/2021) di Fakultas Peternakan (Fapet) UGM. Seminar dengan tema Pengembangan dan Bisnis Ayam Kampung dari Hulu ke Hilir ini sekaligus untuk menyemarakkan Dies Natalis ke-52 Fapet UGM.
“Tidak kalah penting, masih ada banyak manfaat penting lain seperti bisa sebagai sarana sharing ilmu, syukuran serta saling silaturahmi. Saya sudah resmi pensiun dari Fapet UGM, Mei tahun ini tapi masih sering juga diundang ke Fapet kalau ada acara penting,” paparnya.
Menurutnya, dosen yang sudah purna tugas wajib mengadakan Seminar Purna Tugas. Kegiatan seperti ini sekaligus untuk menggambarkan, meski sudah pensiun dari Fapet UGM namun masih tetap dapat berbagi ilmu kapan dan di mana saja. Ia sendiri sewaktu S3, disertasinya penelitian seputar ayam kampung.
Lalu usaha mendapatkan ayam kamper atau Joper, lanjut Sri Sudaryati, harus diingat adanya male line dan female line. Garis keturunan jantan harus memiliki daya hidup yang tinggi, telur besar dan berat badan bagus. Pasalnya, akan menurunkan sifat-sifat ini pada anaknya.
Sementara itu, garis keturunan betina harus memproduksi telur dengan baik, cangkang telur bagus kualitas telur bagus.
Garis keturunan jantan dan betina dengan sifat-sifat tersebut akan menghasilkan ayam dengan daya hidup yang tinggi, badan besar, telur besar, produksi telur bagus dan cangkang telur yang bagus.
Adapun untuk peningkatan kualitas pejantan ayam kampung, sebutnya, harus dilakukan secara berkesinambungan oleh peternak. Sementara peningkatan kualitas betina petelur sudah pasti dilakukan oleh pembibit ayam petelur.
Pejantan ayam kampung sebaiknya digunakan hanya sampai umur antara 44 sampai 50 minggu. Sedangkan telur dari ayam kampung betina, sebaiknya sampai umur 64 hingga 68 minggu. “Produksi telur setelah umur tersebut selanjutnya sudah kurang layak untuk ditetaskan, tetapi masih layak sebagai telur konsumsi,” tandasnya.
Ditambahkan, performans tubuh ayam merupakan faktor pertama yang dapat digunakan untuk memperkirakan produksi ayam kampung. Pendugaan performans poduksi bobot badan dapat dilakukan melalui warna bulu, panjang shank (betis), lebar dada, panjang badan dan bentuk jengger.
Biomolekuler juga dapat digunakan untuk menentukan genetik ayam. Kombinasi penampilan tubuh dan hasil penentuan genotip dari biomolekuler dapat digunakan untuk pendugaan hasil produksi bobot badan yang lebih akurat dan lebih cepat.*
Sumber: https://www.harianmerapi.com/lifestyle/pr-401483575/tingkatkan-produksi-ayam-kampung-dengan-kawin-silang?page=2
Link terkait:
http://troboslivestock.com/detail-berita/2021/10/15/57/15029/peningkatan-produksi-ayam-kampung-melalui-persilangan
Ayam Kampung Sudah Persilangan (Super) dan Upaya Peningkatan Produktifitasnya
http://www.majalahinfovet.com/2021/10/peningkatan-produksi-ayam-kampung.html?m=1