TRIBUNJOGJA.COM – Selama ini, kebanyakan peternak Indonesia masih beternak secara tradisional, dimana gas metan yang dihasilkan ternak tidak dikelola dengan baik sehingga mencemari lingkungan.
Gas metan sendiri menjadi salah satu penyebab pemanasan global yang mengakibatkan perubahan iklim, kekeringan, dan kebakaran hutan.
Selain itu, ketika produksi gas metan terlalu tinggi juga berdampak pada penurunan produktivitas ternak.
Melihat hal tersebut, Fakultas Peternakan UGM mengembangkan suplemen pakan ramah lingkungan yang mampu menurunkan produksi gas metan yang dihasilkan ternak ruminansia seperti sapi, kambing, dan domba.