KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Menjalani work from home di tengah pandemi Covid-19 terkadang menjadi hal yang membosankan bagi sebagian orang.
Namun, ketika kamu berada di rumah saja, ada kegiatan lain yang bisa dilakukan selain menyelesaikan pekerjaan pokok.
Salah satunya adalah beternak dan bertani dengan menerapkan integrated urban farming system.
Tren pertanian ini kini tengah marak dikembangkan sebagai solusi untuk beternak dan bertani di lahan yang sempit.
Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA., IPU., ASEAN. Eng., berujar bahwa integrated urban farming system merupakan penyatuan pertanian dan peternakan di lahan sempit.
Sistem ini acap kali ditemukan di perkotaan, sehingga hasilnya dapat dioptimalkan sebagai produksi bahan pangan rumah tangga.
“Di masa mendatang, dengan bertambahnya jumlah penduduk dan berkurangnya produk hasil pangan, integrated urban farming system dapat menjadi solusi pemenuhan kebutuhan pangan rumah tangga,” tutur Prof. Ali Agus, belum lama ini.
“Hasil tani dan ternak juga dapat dijual sehingga dapat menjadi tambahan pendapatan rumah tangga,” imbuhnya.
Guru besar Fakultas Peternakan UGM tersebut menyatakan bahwa jenis tanaman dan ternak yang bisa dipilih adalah sayuran dan ternak kecil.
Ternak kecil yang dimaksud adalah puyuh, kelinci, dan ikan.
Sayuran dan ternak kecil dapat dipilih, mengingat lahan yang sempit, sementara tanaman dapat ditanam secara vertikal dengan menggunakan limbah wadah plastik.
“Air di kolam dapat dimanfaatkan untuk menyiram tanaman dengan luas kolam ikan cukup 2X2 meter,” ucap Prof. Ali Agus.
Menurutnya, integrated urban farming system, sebagai teknik pertanian yang berwawasan lingkungan, ekonomis, dan berkesinambungan.
Selain itu, sistem ini tak menyebabkan limbah, karena semuanya dapat dimanfaatkan kembali.
Limbah pertanian dapat digunakan untuk pakan ternak dan kotoran ternak dapat diolah kembali menjadi pupuk kompos.
“Dengan demikian, biaya produksi dapat terjangkau karena petani dapat memanfaatkan produk sampingan tanaman dan ternak.”
“Selain itu, pangan yang dihasilkan lebih berkualitas karena terhindar dari pupuk kimia,” pungkas Prof. Ali Agus. (Ez/-Th)
Sumber: http://kagama.co/integrated-urban-farming-tren-baru-pertanian-di-lahan-sempit-untuk-penuhi-kebutuhan-bahan-pangan-rumah-tangga/2
Link Terkait:
http://ugm.ac.id/id/berita/19287-integrated-urban-farming-berkegiatan-di-tengah-pandemi-covid-19