Mahasiswa Fakultas Peternakan (Fapet) UGM, Muhammad Amirul Bahaudin, mengabdikan diri mengajar di Raja Ampat, Papua, melalui program Youcan Empower for Nation pada 16—26 Januari 2018. Program yang bertajuk “Perluas Cakrawala Torehkan Cinta Nyata Untuk Indonesia” tersebut bertujuan untuk membantu Indonesia menjadi semakin baik.
“Mengikuti program ini adalah salah satu cara saya mengabdi untuk bangsa ini. Saya ingin melihat Indonesia dari sudut pandang yang berbeda,” ujar Muhammad Amirul Bahaudin pada Jumat (23/3) di kampus Fapet UGM. Mahasiswa yang kerap dipanggil Adin tersebut bersemangat untuk membagi ilmunya kepada masyarakat Raja Ampat, khususnya di desa Friwen. Bersama 101 peserta lain yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, Adin berkolaborasi mengajar siswa sekolah di Friwen.
“Friwen adalah pulau kecil di Raja Ampat. Kami hanya perlu waktu satu setengah jam untuk mengitari pulau ini. Siswa SD di sana sebanyak 30 orang, sementara itu siswa SMP dan SMA kurang lebih 15 orang,” ujar Adin.
Dibalik keindahan alam yang luar biasa, di Raja Ampat masih terdapat ketimpangan antara potensi wisata dengan kondisi pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan kesadaran lingkungan masyarakat lokal. “Di sana, kami mengajar siswa SD, SMP, dan SMA yang disatukan dalam satu gedung SD. Jika tidak, siswa SMP dan SMA harus menyeberang ke pulau utama untuk bersekolah,” ujar Adin. Namun, kondisi tersebut tidak menyurutkan semangat para siswa untuk belajar. “Anak-anak selalu bersemangat untuk mengajak belajar dan bermain. Mereka sangat ramah, dan ketika kami pulang, sebagian menangis karena tidak ingin kita pergi,” kenang Adin.
Adin menambahkan, kondisi gedung sekolah di Friwen dalam keadaan bagus karena merupakan bantuan pemerintah yang baru diberikan tiga tahun yang lalu. Mereka juga memiliki “Rumah Baca Friwen”, tetapi sayangnya masih banyak siswa SD yang belum bisa membaca. “Kami mengajarkan baca tulis hitung (calistung). Di sana, masih banyak siswa SD yang belum bisa membaca yang mengakibatkan kurangnya minat baca. Selain itu, kami juga mengajak siswa usia remaja agar aktif mengajari adik-adiknya membaca. Saya berharap dapat melaksanakan pengabdian lebih lama lagi agar dapat mengajar secara lebih intensif.,” ujar Adin.
Sumber referensi para siswa adalah buku-buku yang diperoleh dari kegiatan sosial yang pernah dilaksanakan di sana. Selain itu, mereka juga belajar langsung dari orang-orang yang melaksanakan kegiatan pengabdian di Friwen. “Untuk belajar dari internet masih belum bisa karena sinyal telepon belum sampai ke sana,” kata Adin.
Mahasiswa Fapet UGM angkatan 2016 tersebut berharap sistem pendidikan di Friwen ditingkatkan karena motivasi siswa-siswi di Friwen untuk maju sangatlah tinggi. “Mereka sangat serius dalam belajar dan memiliki cita-cita yang tinggi. Semoga, kelak UGM akan banyak diisi oleh adik-adik dari Friwen,” kata Adin. Selain itu, ia juga berharap terdapat pemerataan promosi dan potensi pariwisata agar tidak terjadi ketimpangan di beberapa pulau.
Selain mengajar, ia bersama rekan-rekannya juga membersihkan pantai, menanam mangrove, melayani konsultasi kesehatan, dan membersihkan kampung untuk meningkatkan keindahan dan kenyamanan pulau. “Kampanye di media sosial juga kami lakukan untuk meningkatkan potensi pariwisata di sana karena hanya pulau-pulau tertentu saja yang selalu menjadi tujuan wisata utama sedangkan pulau yang lain jarang mendapat imbas dari keramaian Raja Ampat,” pungkas Adin. (Humas Fapet/Nadia).