Berkat prestasi tingkat nasional di cabang olah raga karate, M. Ismail Sholeh berhasil masuk di Fakultas Peternakan (Fapet) UGM pada tahun ajaran 2018/2019 melalui jalur Penelusuran Bibit Unggul Berprestasi (PBUB) kluster olah raga cabang karate. Ismail meraih juara kedua dalam kejuaraan nasional karate di Gunung Kidul pada 2016 lalu.
“Alhamdulilah saya bisa bergabung menjadi mahasiswa Fapet UGM untuk melanjutkan studi dan mengembangkan hobi saya sebagai peternak. Peternakan memiliki prospek yang bagus sehingga saya memilih Fapet UGM untuk kuliah,” ujar Ismail.
Ismail mengaku dirinya menyukai karate sejak mengikuti ekstrakulikuler karate di kelas XI dan Olimpiade Olah Raga Siswa Nasional (OOSN) tingkat kabupaten. “Saya suka karate karena kita diajarkan untuk selalu disiplin, tegas, dan bekerja keras,’ jelas alumni SMK Mardhotullah Playen Gunung Kidul tersebut.
Mahasiswa asal Lampung tersebut memilih cabang kumite (fight) dalam pertandingan yang dia ikuti. Namun, pilihannya tersebut tidaklah mudah mengingat kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi atlet karate cabang kumite tidaklah ringan. “Untuk bertanding di cabang kumite, kita dituntut untuk mempunyai ketahanan tubuh yang kuat, kecepatan dan ketepatan yang baik dalam menyerang, memiliki teknik dan strategi yang hebat, mampu menahan emosi, dan juga harus mampu bertahan dan menghindar dari serangan lawan,” ujar pria yang telah dua kali memenangkan kejuaraan karate se-Provinsi DIY.
Untuk meraih prestasi tersebut, Ismail berlatih dua kali dalam seminggu ditambah mengikuti latihan pemusatan atlet selama dua hari dalam seminggu. “Saya juga berlatih sendiri setiap hari selama 30-60 menit. Harus pintar mengelola waktu karena saya juga harus sekolah dan mengikuti kegiatan lain. Selain itu harus tetap fokus pada tujuan, yaitu menjadi juara,” ujarnya.
Pria yang bercita-cita menjadi pengusaha bidang peternakan tersebut pun membagikan tips agar berprestasi. “Terus semangat berlatih, jangan pernah menyerah meskipun gagal. Bangkit kembali, tatap impian dan target kita menjadi sang juara. Selain itu, terus berdoa dan memohon restu kepada kedua orang tua karena rida Allah terletak pada rida orang tua,” jelas Ismail yang sempat mengenyam pendidikan di pondok pesantren setelah lulus SMK.
Ia menyisipkan harapan agar dapat lulus tepat waktu dari Fapet UGM dengan membawa keterampilan peternakan yang mumpuni. “Saya bercita-cita memiliki perusahaan di bidang peternakan. Selain itu, semoga saya dapat meneruskan perjuangan menjadi atlet karate untuk mengharumkan nama Fakultas Peternakan dan UGM,” ujarnya. (Humas Fapet/Nadia)