Berkat gagasan sistem berbasis teknologi informasi-spasial untuk mendukung pengolahan limbah, mahasiswa Fakultas Peternakan (Fapet) UGM, Muhammad Alfin Huda, berhasil meraih juara ke-2 dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Future Plan Competition Indonesian Student Summit 2018 di Universitas Brawijaya pada 5—6 Oktober 2018. Dalam kompetisi tersebut, Huda berkolaborasi dengan Septi Mooi Cahyani, mahasiswi Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik UGM dan Anisah Bella Istiqomah, mahasiswi Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Karya ilmiah yang mereka susun berjudul “SPLITTER (Sistem Pengelolaan Limbah Tani-Ternak) Desa Taman Agung sebagai Upaya Revitalisasi Ekonomi Kota Terpadu Mandir (KTM) Belitang”.
“Teknologi yang kami ciptakan bernama SPLITTER (Sistem Pengolahan Limbah Tani Ternak), yaitu sebuah sistem yang memadukan industri dari hulu sampai ke hilir dengan pemanfaatan teknologi industri 4.0 sebagai pendukung pengolahan industri pupuk,” ujar Huda ketika ditemui di Kampus Fapet, Senin (15/10).
Huda mengungkapkan, diciptakannya teknologi ini karena mesin pembuat pupuk organik granula di Desa Taman Agung, Sumatera Selatan, belum dimanfaatkan secara optimal. “Hal ini sangat disayangkan karena Desa Taman Agung merupakan penyangga Kota Terpadu Mandiri (KTM) Belitang yang diharapkan menjadi pusat Industri Pupuk Organik Granula (IPOG),” kata Huda.
Mahasiswa angkatan 2015 tersebut menuturkan, lambatnya pengembangan IPOG tersebut berbanding terbalik dengan pesatnya perkembangan dunia industri yang telah berevolusi menjadi Industri 4.0. “Pada tahap ini, penggunaan mekanisme industri secara konvensional dianggap sudah tidak relevan dan cenderung menyentuh dunia virtual, berbentuk konektivitas manusia, mesin dan data yang ada di mana-mana atau dikenal dengan istilah Internet Of Things (IoT). SPLITTER diharapkan mampu menjadi aplikasi yang mendekatkan gap antara kondisi IPOG dengan kondisi industri saat ini,” jelasnya.
Menurut Huda, SPLITTER mampu mengakomodasi pengelolaan limbah tani dan ternak dari hulu ke hilir. Sistem ini juga mendukung peningkatan kerja sama antara Desa Taman Agung sebagai wilayah hinterland dengan pusat KTM melalui sub-sistem pemasaran yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) KTM.
“SPLITTER merupakan aplikasi online dan offline dengan beberapa fitur pencatatan database peternakan, pemetaan ternak, dan layanan e-commerce penjualan hasil produksi pupuk granula. Aplikasi ini dapat diakses oleh pengelola IPOG, anggota gapoktan, dan masyarakat umumnya dengan pembagian wewenang penggunaan fitur,” jelas Huda.
SPLITTER membantu meningkatkan kapasitas SDM Desa dan KTM dengan adanya visualisasi aplikasi sederhana berbasis teknologi informasi dan spasial. Selain itu, sistem hasil karya mahasiswa UGM ini mampu menjembatani permasalahan produksi-konsumen yang terganjal infrastruktur jalan.
“Dengan adanya sistem ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian desa Taman Agung,” ujar Huda. (Humas Fapet/Nadia)