Mahasiswa Fakultas Peternakan (Fapet) UGM, Firman Dwi Dewanto (angkatan 2017), berhasil meraih juara ke-2 dalam Lomba Karya Masyarakat (LKM) IV Tahun 2018 yang diselenggarakan oleh Keluarga Alumni Unsoed Wilayah Solo Raya pada 9 September 2018 berkat gagasannya dalam pengolahan limbah sisik ikan sebagai solusi pencemaran limbah tinta batik. Firman berkolaborasi dengan rekan-rekannya dari Fakultas Biologi UGM, yaitu Giyantolin, Alfianto, dan Ilzam Shadik Maulidi.
“Karya kami berjudul “Pengolahan Limbah Sisik Ikan Sebagai Solusi Pencemaran Tinta Batik Berbasis Green Chemistry Melalui Filter Bertingkat”. Karya ini kami tulis karena para pelaku industri batik belum menemukan solusi pengolahan limbah batik mereka. Kitosan dari sisik ikan merupakan adsorben yang tidak berbahaya bagi lingkungan yang dapat menjadi solusi dari permasalahan tersebut,” ujar Firman ketika ditemui di Kampus Fapet UGM, Senin (29/10).
Firman menambahkan, pewarna tekstil pada batik mengandung logam-logam transisi dengan densitas ≥ 5 g/cm3 dan termasuk ke dalam golongan logam berat yang akan berbahaya bagi lingkungan karena toksisitasnya yang tinggi. “Sisik ikan mengandung senyawa yang cocok dalam menyerap senyawa sekaligus penjernih kotoran yang ada pada limbah. Pemanfaatan sisik ikan juga membantu mengurangi limbah-limbah sisik ikan yang belum dimanfaatkan sepenuhnya oleh para pedagang maupun masyarakat,” ujarnya.
Firman menjelaskan, kitosan tersebut akan dibentuk dengan sistem KISI (Kitosan Sirip Ikan) Filter. “KISI filter merupakan gabungan dari kitosan sisik ikan dan filter bertingkat dengan maksud untuk menciptakan penyaringan dan proses penyerapan secara maksimal sehingga senyawa-senyawa logam berbahaya dapat berkurang dan saat dibuang tidak mencemari lingkungan. Filter bertingkat tersebut terdiri atas spons, sabut kelapa, zeolite, arang aktif, dan batu kerikil,” paparnya.
Firman dan timnya optimis KISI Filter berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai solusi pengolahan limbah batik. “Bahan-bahan KISI Filter mudah didapatkan dan dengan dukungan pemerintah maupun pihak swasta, kami yakin KISI Filter mampu menanggulangi limbah batik,” pungkasnya. (Humas Fapet/Nadia)