Fakultas Peternakan (Fapet) UGM membina peternak sapi perah mengolah susu pada 4—5 September 2017 di Fakultas Peternakan UGM. Kegiatan pengabdian masyarakat ini diampu oleh tiga laboratorium Fapet UGM, yaitu Laboratorium Teknologi Susu dan Telur, Laboratorium Ilmu Ternak Perah dan Industri Persusuan, dan Laboratorium Fisiologi dan Reproduksi Ternak. Selain mengolah susu, peternak juga diberi materi mengenai reproduksi sapi perah agar didapatkan keturunan yang baik. Peserta pembinaan adalah peternak yang tergabung dalam Kelompok Ternak Andini Gotro di Tempel, Sleman, Yogyakarta.
Kepala Laboratorium Ilmu Ternak Perah dan Industri Persusuan, Dr. Ir. Adiarto, M.Sc. mengatakan, tahun ini adalah tahun kedua pelaksanaan kegiatan pengabdian tersebut. “Dengan adanya pembinaan ini, diharapkan kinerja kegiatan usaha peternakan bisa berkembang sehingga memberikan dampak ekonomi yang baik bagi pelaku,” ujar Adiarto ketika membuka acara pelatihan, Senin (4/9) di Fapet UGM. Menurut Adiarto, tugas peternak adalah mengisi kebutuhan masyarakat akan susu, yang sekarang nilai impornya sangat besar. Fapet UGM bertugas melakukan pembinaan kepada peternak untuk menggerakkan peternakan agar produksi susu dalam negeri terus meningkat.
Selain fungsi ekonomi, terdapat fungsi lain peternak, yaitu fungsi sosial. “Ketika beternak, ada fungsi sosial, yaitu kepentingannya untuk negara. Ini terlihat sederhana, tetapi fungsi kita dinanti oleh pemerintah,” jelas Adiarto. Peningkatan produksi susu dinilai terlalu kecil dan tidak sebanding dengan kebutuhan nasional. Oleh karena itu, pelatihan tersebut dimaksudkan agar produktivitas industri persusuan rakyat meningkat.
Penanganan dan Pengolahan Susu Yang Tepat
Dosen Laboratorium Teknologi Susu dan Telur Fapet UGM, Widodo, S.P., M.Sc., Ph.D. menjelaskan, agar didapat kualitas susu yang baik, diperlukan teknik penanganan dan pengolahan yang tepat.
“Setelah diperah, susu harus secepat mungkin disimpan di tempat penyimpangan yang dingin atau langsung diproses untuk menghasilkan produk yang dikehendaki. Penanganan sebaik mungkin setelah pemerahan adalah salah satu strategi agar susu tidak cepat rusak. Mikrobia pada susu segar menyebabkan kerusakan dan penyebaran bakteri,” ujar Widodo kepada para peternak.
Widodo menambahkan, agar didapat susu berkualitas baik, perlu diperhatikan tiga hal, yaitu good farming practices, good handling practices, dan good manufacturing practices. “Good farming practices adalah sapi diberi pakan dengan nutrisi yang bagus, kandang higienis, serta ternak dan lingkungan bersih. Good handling practices meliputi pemerahan yang baik serta tempat penampungan susu dan kandang yang bersih. Sementara itu, good manufacturing practices adalah proses pembuatan produk susu yang mengikuti kaidah HACCP,” jelas Widodo.
Terdapat beberapa teknik pengolahan susu, yaitu teknologi pemanasan (UHT/pasteurisasi), teknologi pengasaman susu/fermentasi, pengembangan produk susu dingin dan es krim, dan teknologi pengeringan (susu bubuk). “Jika tidak dikirim ke industri pengolahan susu, teknologi pemanasan bisa menjadi pilihan yang paling mudah,” ujar Widodo. (Humas Fapet/Nadia)