Generasi muda harus mampu menciptakan lapangan pekerjaan, terutama lapangan kerja berbasis tenaga kurang terdidik. Data BPS tahun 2015 mengenai angkatan kerja Indonesia menunjukkan angkatan kerja tenaga kurang terdidik (SD, SLTP, dan SLTA) mencapai 88,93% dan angkatan kerja tenaga terdidik (Diploma, Akademi, dan Universitas) sebanyak 11,07%.
Hal tersebut disampaikan oleh Bupati Kulon Progo, dr. H. Hasto Wardoyo, Sp.Og (K) ketika menyampaikan materi dalam Seminar Kewirausahaan yang digelar oleh BEM Fakultas Peternakan UGM, Jumat (30/11) di Auditorium Drh. R. Soepardjo Fakultas Peternakan.
“Generasi muda adalah agent of change, saya harap Anda bisa mendobrak tatanan. Manfaatkan keberlimpahan di era disrupsi ini. Saingan yang ada tidak ringan, jadi harus fight,” ujar Hasto. Selain itu, Hasto menyebutkan bahwa softskill dan hardskill yang seimbang harus dimiliki oleh para generasi muda.
Hasto menambahkan, dalam rangka membangun ekonomi mandiri, diperlukan inovasi dan revolusi. “Revolusi lebih penting karena mengandung inovasi dan perubahan cara pandang,” ujarnya.
Menurut Hasto, salah satu mindset yang perlu dibangun dalam diri generasi muda adalah semangat mencintai produk Indonesia. “Jika mencintai Indonesia, beli produk Indonesia. Untuk itu, harus dibuat kebijakan yang pro rakyat,” katanya.
Sementara itu, Leni Nurhandini, staf business development and marketing Bantuternak, yang juga menjadi pembicara dalam acara tersebut mengungkapkan, generasi sekarang diarahkan untuk menjadi digital entrepreneur karena tingginya penetrasi pengguna internet.
“Pengguna internet di Indonesia mencapai 143,26 jiwa dari 262 juta total populasi di Indonesia. Dari data tersebut, pengguna terbanyak adalah berusia 19-34 tahun, yaitu sebesar 49,52%,” ujarnya.
Leni menyebutkan, generasi muda diharapkan menjadi entrepreneur daripada sekadar menjadi pebisnis. “Pebisnis memulai usaha dari gagasan atau konsep yang telah ada, lebih bersifat tradisional, bermain aman, dan berorientasi pada keuntungan. Sementara itu, entrepreneur memulai usaha dari ide dan konsepnya sendiri, inovatif, berani mengambil risiko, dan berorientasi pada pegawai, pelanggan, dan publik,” jelasnya. (Humas Fapet/Nadia)