Dalam rangka penyamaan persepsi profesi insinyur peternakan, Fakultas Peternakan (Fapet) UGM menyelenggarakan Workshop Keinsinyuran Bidang Hayati pada Jumat (23/3) di kampus Fapet UGM. Dengan adanya workshop ini, diharapkan insinyur peternakan dapat melangkah secara serentak.
“Kehadiran profesi diberi mandat untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sebagian dibebankan kepadanya, yaitu penyediaan pangan. Agar optimal, diperlukan rekayasa dan faktor-faktor lain. Dalam workshop ini akan dibuat prioritas topik-topik terkait beberapa aspek penyelenggaraan insinyur,” ujar Ketua Badan Kejuruan Teknik Peternakan sekaligus Dekan Fapet UGM, Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA., IPU.
Ali menambahkan, dari workshop ini diharapkan terbentuk serial diskusi untuk merancang program yang membumi untuk masyarakat, misalnya penyediaan telur dan susu.
“Dalam Persatuan Insinyur Indonesia (PII), terdapat 23 Badan Kejuruan yang diharapkan dapat bersinergi. Semoga wadah yang besar ini efektif dan komunikasinya intensif. Diharapkan sampai pada tahapan yang lebih operasional dengan time frame yang relatif dapat dilihat sehingga nampak kehadiran kita sebagai anggota PII,” imbuh Ali.
Sekretaris Badan Kejuruan Teknik Peternakan sekaligus Dekan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Prof. Dr. Sc. Agr. Ir. Suyadi, MS., IPU mengatakan, dalam workshop tersebut akan difokuskan pada hal-hal terkait penguatan prodi insinyur.
“Beberapa hal yang akan kita bahas antara lain bagaimana produksi pangan dan pengamanan lingkungan secara spesifik, jeda waktu dari fresh graduate ke prodi insinyur, dan jenjang karir seseorang yang menempuh prodi insinyur,” ujar Suyadi. (Humas Fapet/Nadia)