agropustaka.id, Kabar. Fakultas Peternakan UGM menyelenggarakan The 2nd International Joint Graduate Seminar on Animal Science, dengan motor utama yakni Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Fakultas Peternakan UGM ini mengambil tema Exploring Links Among Livestock, Agricultural, Education And Tourism In Sustainable Development.
Dalam seminar yang digelar secara daring pada Sabtu, 12 Juni 2021 tersebut, Fakultas Peternakan UGM bekerja sama dengan Departement of Animal Science- Faculty of Agriculture – Universiti Putra Malaysia (Malaysia), International College and Faculty of Animal Science and Technology Maejo University (Thailand), College of Agriculture and Food Science University of the Philippines Los Banos (Filipina), dan Institute of Agriculture Camiguin Polytechnic State College (Filipina).
Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA., IPU., ASEAN. Eng ketika memberikan sambutan dalam acara tersebut mengatakan, seminar tersebut merupakan bukti kesungguhan Fakultas Peternakan UGM untuk mencapai tujuan South-East Asia Network of Animal Science (SEANAS), yaitu konsorsium yang digagas oleh Fakultas Peternakan UGM pada 2009.
SEANAS berperan sebagai jejaring Fakultas Peternakan UGM dan beberapa pendidikan tinggi bidang peternakan di kawasan ASEAN untuk mendukung pelaksanaan ASEAN single community. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh antara lain peluang berkolaborasi akademik dan penelitian yang lebih baik, peluang pertukaran mahasiswa dan staf diantara anggota SEANAS, peningkatan manajemen mutu, dan peningkatan kompetensi mahasiswa bidang peternakan. Seminar menghadirkan 2 pembicara, yaitu Prof. Dr. Abdul Razak Alimon selaku dosen luar biasa di Fakultas Peternakan UGM and Prof. Dr. Henning Otte Hansen dari University of Copenhagen, Denmark.
Prof. Dr. Abdul Razak Alimon dalam presentasinya yang berjudul Future Trends in Livestock Feeding for Sustainable Production mengatakan, pakan memiliki andil besar dalam upaya meningkatkan peternakan berkelanjutan.
Daerah tropis di negara-negara ASEAN memiliki potensi besar untuk penyediaan pakan yang efisien. Optimalisasi potensi tersebut dapat dilakukan dengan peningkatan penguasaan pengetahuan dan teknologi. Inovasi dan teknologi pakan harus berdasarkan kebutuhan ternak, sehingga produktivitas dapat tercapai secara maksimal.
Di era industri 4.0, industri peternakan salah satunya harus memanfaatkan teknologi internet of things dan sensor untuk memudahkan pemantauan ternak, serta dapat memberikan lingkungan (pakan) berdasarkan kebutuhan ternak, sehingga didapatkan peternakan yang berkelanjutan (sustainable livestock farming).
Prof. Dr. Henning Otte Hansen dalam presentasinya yang berjudul Value Chains In Animal Production mengungkapkan bahwa value chain memiliki peran besar dalam peningkatan efisiensi dalam industri peternakan. Value chain membahas secara detail hubungan (link) antara proses dari produksi (on farm) hingga konsumen (to fork).
Permasalahan yang membuat value chain dalam industri peternakan lemah adalah minimnya kolaborasi antara satu input dengan input lainnya. Oleh sebab itu, kunci mendasar dalam pembangunan value chain yang supaya kuat adalah kolaborasi antara masing-masing input. Hal ini dapat dilakukan dengan peningkatan inovasi dan teknologi serta proses transfer teknologi kepada peternak melalui pendampingan berkelanjutan (sustainable farmer advisory).
Ir. Nafiatul Umami, S.Pt., M.P., Ph.D., IPM., ASEAN selaku ketua panitia seminar mengatakan, seminar yang terutama diikuti oleh 141 mahasiswa Magister dan Doktor tersebut bertujuan sebagai ajang untuk berbagi pengetahuan diantara para peneliti mahasiswa pascasarjana di Asia Tenggara, memperoleh wawasan dalam perspektif internasional, dan membangun jejaring diantara mahasiswa pascasarjana. Terdapat 53 abstrak dari Iran, Filipina, Thailand, Malaysia, Taiwan, China, Kamboja, dan Indonesia.
Ada 4 (empat) topik dalam seminar ini, yaitu: 1. Peternakan dengan subtopik: Ilmu Nutrisi dan Pakan Ternak, Pemuliaan dan Reproduksi Ternak, Teknologi Hasil Hewan, Produksi Hewan, dan Sosial Ekonomi Peternakan; 2. Pariwisata dengan subtopik: Wisata Hewan, Agrowisata, Wisata Pedesaan dan Wisata Alternatif lainnya, 3. Pendidikan pertanian dengan subtopik: Inovasi Pertanian/Pedesaan, Intervensi Penyuluhan Pertanian, Pertanian Digital, dan Mata Pencaharian dan Keberlanjutan Pedesaan, 4. Pertanian dan Bisnis Peternakan.
Prof. Budi Guntoro, Ph.D., selaku koordinator jejaring institusi Universitas di Southeast Asia, yang juga President of Asia Tourism Management Academic Association (ATMA), mengatakan bahwa seminar ini akan dilanjutkan tahun depan di The 3rd International Joint Graduate Seminar on Animal Science tahun 2022, dengan memperluas jaringannya ke luar Asia Tenggara. (AP/fapet ugm)
Sumber: https://www.agropustaka.id/kabar/aliansi-pendidikan-tinggi-peternakan-di-asia-tenggara-gelar-the-2nd-international-joint-graduate-seminar-on-animal-science-2021/
Link Terkait:
http://www.majalahinfovet.com/2021/06/fapet-ugm-selenggarakan-international.html?m=1