Hingga saat ini, masyarakat masih sering memiliki persepsi yang salah mengenai daging yang aman dan sehat, termasuk produk turunannya. Oknum penjual hanya menginginkan untung besar padahal makanan yang dijual belum tentu aman dan halal. Untuk itu, masyarakat perlu tahu potensi pencemaran daging haram yang perlu diwaspadai di sekitar kita.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ir. Nanung Danar Dono, S.Pt., M.P., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. selaku Dosen dan Direktur Halal Center Fakultas Peternakan UGM beberapa waktu lalu ketika menerima kunjungan dosen dan mahasiswa Universitas Darussalam, Gontor, Ponorogo, Jawa Timur di kampus Fakultas Peternakan UGM.
“Ada beberapa potensi pencemaran yang perlu diwaspadai masyarakat. Untuk produk daging sapi, harus dipastikan bahwa daging tersebut disembelih secara syar’i, bukan daging babi, dan bukan bangkai, dan bukan daging sapi gelonggongan,” ungkap Nanung.
Untuk membedakan daging sapi dan babi, dapat diamati dari warnanya. Daging sapi berwarna merah tua sedangkan daging babi merah muda. Dari aromanya, daging sapi beraroma harum khas daging sapi, sedangkan daging babi beraroma tengik dan pesing. Serat daging sapi tebal sementara daging babi berserat lembut sehingga dagingnya empuk.
Untuk daging kambing, pastikan bahwa daging tersebut bukan atau tidak tercemar dengan daging anjing. Istilah masakan daging anjing berbeda-beda di tiap daerah dan seringkali konsumen tidak paham. Untuk daging ayam, pastikan bahwa daging tersebut bukan daging ayam bangkai atau ayam tiren (mati kemaren).
“Ada beberapa ciri ayam bangkai, yaitu harganya murah, mudah berbau busuk menyengat, warna kulit putih kusam kelabu, warna daging putih kelabu pucat, tekstur daging mudah rusak, dan tidak ada bekas sembelihan di leher,” jelas Nanung.
Nanung menambahkan, beberapa potensi pencemaran lain ialah penggilingan daging yang campur dengan produk non halal, seperti: daging babi, kuas pengoles bumbu yang terbuat dari bulu babi, kikil dan krecek dari babi, mengolah daging dengan menggunakan arak masak, serta masakan swike (daging katak). Selain itu, patut pula diwaspadai produk olahan yang berpotensi tercemar daging babi, seperti: sosis, rolade, galantine, lumpia solo, dan bakso. (Humas Fapet/Nadia)