Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada dan Indonesia Australia Red Meat Cattle and Partnership kembali menyelenggarakan pelatihan manajemen usaha sapi potong dengan target peserta yaitu peternak skala kecil. Peternak rakyat memiliki peran penting dalam perkembangan bisnis peternakan di Indonesia. Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Kerjasama, Fakultas Peternakan UGM Prof. Ir. Yuny Erwanto, mewakili Fakultas Peternakan pada saat pembukaan acara di The Alana Hotel Yogyakarta, menyambut baik kegiatan kerja sama dan pelatihan ini dan menekankan kepada peserta merekalah pelaku pelaku penyedia daging yang sesungguhnya bagi masyarakat Indonesia. “Semoga hasil pelatihan yang diisi berbagai nara sumber yang kompeten baik akademisi maupun praktisi dapat menjadi bekal dan ditularkan kepada sesama peternak lain di daerahnya.” ucap Prof. Yuny Erwanto. “Harapannya, peternak UMKM dan kelompok ternak kelak juga dapat melakukan ekspansi bisnis dengan melakukan trading membeli bakalan baik dari lokal maupun internasional agar naik kelas menjadi pengusaha peternakan sapi masa depan.”
Sementara Koordinator Pelatihan menyatakan bahwa banyak peternak yang masih memiliki pola pikir bahwa memelihara sapi hanya dijadikan bagian dari hidup tanpa dihitung tingkat keuntungan atau kerugiannya. “Hal-hal seperti ini tentu sangat disayangkan, oleh karena itu diperlukan pelatihan ini agar para peternak memperoleh tambahan wawasan dan dapat bertukar pengalaman dengan peternak lain.” Ujar Ir. Panjono, S.Pt., M.P., Ph.D., IPM.
Mengingat kebutuhan akan protein hewani terus meningkat berbanding lurus dengan pertumbuhan penduduk, pelatihan ini menjadi sarana yang tepat untuk memberikan kontribusi dalam memajukan peternak skala kecil di Indonesia. Harapannya, dengan adanya pelatihan ini mampu memberikan wawasan dan pengalaman kepada peternak skala kecil untuk terus mengembangkan usaha peternakannya.
Sebanyak 183 peternak dari seluruh Indonesia mendaftar pelatihan yang diselenggarakan secara luring di Yogyakarta ini tetapi hanya 30 peternak yang diterima untuk ikut pelatihan selama enam hari sejak tanggal 30 Mei 2022 hingga 4 Juni 2022. “Kami berharap para peserta mampu aktif berpartisipasi dalam pelatihan ini. Pembelajaran tidak hanya diperoleh dari narasumber melainkan juga dari sesama peternak. Hal ini dikarenakan pelatihan ini merupakan kesempatan langka yang semestinya dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin agar tercapai tujuan untuk memajukan sektor usaha sapi potong di Indonesia.” kata Trudy Djanggur selaku Chief Representative dari Tetra Tech International Development.
Para Peternak dilatih tentang bagaimana prinsip dasar pengelolaan usaha, perencanaan dan analisis usaha, diversifikasi produk dan pengembangan pasar, identifikasi dan recording ternak, manajemen pemeliharaan sapi potong, model produksi komersial skala kecil, kesetaraan gender dan perubahan paradigma usaha peternakan, hijauan dan tanaman pakan, pengendalian penyakit, manajemen reproduksi sapi potong, pakan dan penyiapannya; pengolahan limbah peternakan, model kemitraan usaha peternakan sapi potong, dan dukungan perbankan dalam usaha peternakan sapi. Semua materi tersebut disampaikan oleh narasumber yang berkompeten di bidangnya baik dari kalangan akademisi maupun praktisi.
Selain mendapat materi dari narasumber, peternak juga mengikuti sesi praktikum dan kunjungan lapangan. Sesi praktikum dilakukan di Fakultas Peternakan UGM, kegiatanya meliputi pemeliharaan ternak; penyiapan pakan; dan pengolahan limbah. Selanjutnya peternak juga mengunjungi peternakan sapi yaitu SR Jaya 89 dan Kandang Hj Gojun di Yogyakarta. Kunjungan lapangan ini bertujuan untuk benchmarking dan memberikan gambaran kepada peternak mengenai manajemen usaha sapi potong secara langsung. Para peserta juga dapat berdiskusi secara langsung dengan pemilik usaha peternakan tersebut.
Pada akhir program pelatihan, para peserta mengerjakan final project sebagai penilaian. Project ini merupakan tugas akhir yang harus dipresentasikan pada hari terakhir pelatihan. Tujuannya adalah untuk mengukur kemampuan peserta dalam mengembangkan ide-ide dan rencana yang dapat diterapkan di masing-masing usaha peternakannya setelah memperoleh pelatihan selama satu minggu.