Pada periode wisuda Juli 2020, Fakultas Peternakan (Fapet) UGM meluluskan 5 Master dan 2 Doktor. Rerata IPK wisudawan Program Master 3,78 dan Program Doktor 3,85. Dengan demikian, sampai saat ini Fapet UGM telah meluluskan 795 Master dan 132 Doktor.
“Proses belajar masih terus diperlukan untuk menghadapi tantangan zaman yang semakin tidak ringan. Kehadiran lulusan program pascasarjana diharapkan dapat menyelesaikan problem industri peternakan misalnya perbibitan, produksi, pascapanen, tataniaga, regulasi, dan sebagainya,” ujar Dekan Fapet UGM, Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA., IPU., ASEAN. Eng saat memberikan sambutan dalam acara pelepasan wisudawan, Kamis (23/7) di Fapet UGM.
Dalam acara yang diselenggarakan secara daring tersebut, Dekan mengatakan bahwa seiring dengan meningkatnya pola hidup, terdapat pergeseran pola konsumsi. Daging dan susu sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, peran peternakan sangat penting apalagi saat ini menghadapi masalah stunting. Konsumsi protein hewani sangat vital dalam perkembangan anak. Untuk itu, perlu dipromosikan konsumsi protein hewani.
“Peluang industri peternakan sangat terbuka lebar. Salah satu hikmah pandemi Covid-19 adalah industri peternakan menemukan momentumnya sebagai penghasil pangan. Dengan potensi tata kelola lahan dan daya dukungnya, produksi pangan akan tetap menjadi kebutuhan. Oleh karena itu, kita akan bepartisipasi membantu bangsa menghadapi Covid-19 yang merupakan tantangan nasional dan global,” ujar Dekan.
Perwakilan dari Keluarga Alumni Fakultas Peternakan (Kapgama) Suryanta, S.Pt, mengatakan bahwa ada dua hal target ke depan, yaitu menjadi profesional atau entrepreneur.
“Dengan jumlah penduduk dunia sebanyak 8 miliar, 270 juta diantaranya merupakan penduduk Indonesia, mereka membutuhkan protein hewani yang cukup dan baik. Di sini peran Fapet sangat strategis. Sebagai contoh, ada ribuan waralaba yang menjual produk-produk peternakan,” ujar Suryanta.
Suryanta mengungkapkan, Kapgama saat ini telah membentuk Protein Shop untuk mendekatkan hasil riset dengan pelanggan. Mitra Kapgama Protein Shop merupakan semua anggota Kapgama. Dirinya berharap para lulusan berkontribusi mengembangkan Kapgama yang dapat menjadi titik awal membangun networking.
“Perkembangan dunia lain adalah adanya animal welfare pada 1905, kemudian berkembang ke antibiotic free, ini menjadi isu menarik untuk dikembangkan. Pemerintah juga sudah meratifikasi keputusan menteri mengenai free AGP. Ini merupakan momentum baik dan menjadi peluang bersama untuk menghasilkan protein hewani yang baik,” ujar Suryanta. (Humas Fapet/Nadia)