Fakultas Peternakan (Fapet) UGM menjadi tim ahli pengembangan peternakan Kabupaten Bangka Barat. Setelah melakukan pengkajian selama 2 bulan, pemaparan hasil kajian dilaksanakan pada Selasa (30/7) di hadapan Kepala Bappeda Bangka Barat, Dr. Muhammad Shaleh, di kantor Pemerintah Kabupaten Bangka Barat.
“Hasil kajian menunjukkan bahwa potensi pengembangan peternakan di Bangka Barat didukung oleh landscape yang ada. Masih banyak lahan padang luas yang berisi rumput saja, ada yang berupa perkebunan karet, dan ada juga yang berupa perkebunan sawit,” ujar Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Kerja Sama Fapet UGM, Ir. Bambang Suwignyo, S.Pt., M.P., Ph.D., IPM selaku ketua tim pemaparan.
Bambang menambahkan, potensi rumput dari bawah perkebunan sawit saja bisa untuk lebih dari 61 ribu unit ternak atau setara 46 ribu ekor ternak sapi bobot 300 kg atau setara kambing domba 77 ribu ekor.
“Potensi pengembangan dilihat dari tren 5 tahun terakhir sebelum tahun 2018 yang cenderung meningkat semakin meyakinkan bahwa integrasi sawit sapi yang diformulasikan dengan regulasi yang mendukung akan mengakselerasi perkembangannya,” ujar Bambang yang memiliki keahlian di bidang pastura.
Ketua Pusat Kajian Pengembangan Peternakan Fapet UGM, Dr. Ir. Sigit Bintara, M.Si., IPM yang juga ikut dalam rombongan tersebut mengatakan bahwa penumbuhan industri yang berkaitan dengan sektor peternakan seperti feedmil berbahan baku by product industri sawit akan melengkapi pergerakan ekonomi dari sektor peternakan.
Kepala Bappeda Bangka Barat berharap kajian Tim Fakultas Peternakan UGM menjadi rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti oleh Pemda Bangka Barat.
“Jika ada hal-hal yang perlu kajian lebih lanjut, kami mohon sentuhan tangan lagi dari Fapet UGM,” ujar Shaleh. (Humas Fapet/Nadia)