Harapan selalu ada bagi orang yang percaya, hadapi setiap tantangan disertai doa. Kalimat tersebut selalu menyemangati Chusnul Hasanah, lulusan Fakultas Peternakan UGM yang meraih IPK tertinggi se-UGM pada periode wisuda November 2019.
Kerja keras dan ketekunan mengantarkannya lulus dari Fakultas Peternakan dengan IPK 3,96. Perjalanannya meraih sukses pun tidak mudah. Selain disibukkan dengan kegiatan di kampus, Chusnul juga turut menopang perekonomian keluarga.
Ketika usianya belum genap sebulan, Chusnul dibawa orang tuanya merantau dari Madura ke Yogyakarta. Ayahnya, Bairi (44), mencari nafkah dengan berjualan soto di Malioboro dan ibunya, Nursiya (42), berjualan sate di pasar.
“Kalau kuliah siang hari, pagi hari biasanya saya bantu orang tua dulu di rumah. Belanja, mengasuh adik, dan memasak. Hampir setiap akhir minggu, saya membantu ayah berjualan soto dari pukul 7—10 pagi, kadang sampai siang jika jualan tidak langsung habis. Saat musim liburan, hampir setiap hari saya bantu berjualan. Sore hari kadang saya membantu ibu berjualan sate,” ujarnya ketika dihubungi melalui aplikasi pesan singkat, Selasa (19/11).
Gadis penyuka pelajaran matematika ini mengaku dirinya belajar seperti mahasiswa pada umumnya. Dia tidak pernah melewatkan catatan materi-materi perkuliahan.
“Materi kuliah saya pelajari berulang-ulang, kemudian saya lengkapi dengan diskusi bersama teman-teman. Kegiatan diskusi ini bisa melengkapi rincian materi yang sudah ada,” jelas Chusnul yang semasa berkuliah menjadi asisten di Laboratorium Biokimia Nutrisi.
Di tengah-tengah kesibukannya, sulung dari 4 bersaudara ini juga membantu orang tuanya mengasuh adik bungsunya yang masih berusia 3 tahun. Namun, itu semua tidak menyurutkan langkahnya meraih cita-cita. Gadis kelahiran Madura, 17 Mei 1997 tersebut ingin membahagiakan orang tuanya melalui prestasi-prestasinya.
“Biasanya saya belajar di malam hari. Pada saat semester awal saya punya kelompok belajar. Mendekati ujian, kami belajar dan berdiskusi bersama,” kata Chusnul yang selalu masuk di peringkat 10 besar ketika bersekolah di SD—SMA.
Gadis yang dikenal teman-temannya sebagai sosok yang rendah hati ini bercita-cita menjadi peternak ayam. “Saya ingin punya peternakan ayam sendiri agar bisa membantu usaha orang tua.,” ujarnya.
Kepada adik-adik angkatan, Chusnul berpesan agar terus mengerjakan kewajiban sebagai mahasiswa, yaitu belajar dan berkarya.