Fakultas Peternakan UGM bekerja sama dengan Indonesia-Australia Red Meat Cattle and Partnership kembali menyelenggarakan pelatihan pengelolaan usaha peternakan sapi komersil skala kecil batch 4 yang diikuti 30 orang pengusaha peternakan sapi potong dari wilayah Jawa-Sumatera pada tanggal 12 – 19 Desember 2022 di Yogyakarta. Peserta pelatihan ini terdiri dari pelaku usaha peternakan yang dipilih melalui proses seleksi administrasi dan seleksi wawancara oleh tim panitia pelatihan. Tujuan diselenggarakan kegiatan ini utamanya adalah meningkatkan komersialisasi bisnis peternak skala kecil melalui pelatihan manajemen yang efektif untuk menghasilkan kentungan dari bisnis yang dikelola oleh para peternak.
Indonesia-Australia Partnership on Food Security in the Red Meat and Cattle Sector dikembangkan oleh pemerintah Indonesia dan Australia sebagai tanggapan atas tren pasokan global yang menunjukkan peningkatan permintaan daging dalam negeri di Indonesia, penurunan produksi dalam negeri, berkurangnya ketersediaan impor, dan harga yang tinggi dari negara pengekspor. Melalui Partnership ini, Indonesia dan Australia menggabungkan kekuatan mereka untuk meningkatkan rantai pasokan sektor daging merah dan sapi di Indonesia serta untuk mempromosikan perdagangan yang stabil dan lingkungan investasi antara Indonesia dan Australia.
Total populasi sapi di Indonesia sekitar 16,6 juta ekor, dimana 90 persen dipegang oleh petani kecil yang memiliki kapasitas yang terbatas dalam aspek pengelolaan usaha. Tantangan lain yang membatasi produktivitas petani adalah pola pikir konvensional. Beternak dianggap sebagai kegiatan menabung dan bukan sebagai kegiatan produktif. Peningkatan kapasitas peternak skala kecil akan sangat membantu dalam mengelola bisnis sapi secara efisien dan efektif.
Team Leader ASG-RMCP (Australia Supporting Group-Red Meat Catlle and Partnership), Irfani, dalam sambutannya menyampaikan mengenai pentingnya peningkatan kapasistas peternak. “Program peningkatan kapasitas ini merupakan salah satu program utama yang sudah berlangsung sejak awal terbentuknya kemitraan (partnership) ini di bidang Livestock and Management Industry. Semoga bisa meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sekaligus sebagai ajang refleksi saling bertukar pikiran antar peserta dengan para fasilitator, serta jejaring dapat terbangun setelah pelatihan selesai,” paparnya.
Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai lembaga unggulan Ilmu dan Industri Peternakan di Indonesia turut mengembangkan program pelatihan mengenai manajemen usaha peternakan bagi peternak rakyat di Indonesia yang difokuskan untuk membekali petani kecil dengan aspek teknis dan finansial pengelolaan usaha peternakan yang memungkinkan mereka menjalankan produksi ternak secara komersial dan berorientasi pada keuntungan. Harapannya, pelatihan ini dapat meningkatkan aspek komersial operasional usaha ternak peternak kecil melalui praktek manajemen yang baik yang mengarah pada usaha yang lebih menguntungkan.
Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerja Sama Fakultas Peternakan UGM, Prof. Ir. Yuny Erwanto, SPt., M.P., Ph.D., IPM. dalam sambutannya menyampaikan pentingnya membuka wawasan mengenai dunia wirausaha dan pentingnya peran pengusaha untuk menggerakkan ekonomi bangsa. ”Yang dibutuhkan bangsa kita adalah para pengusaha, entrepreneur, wirausahawan yang tidak tergantung pada orang lain. Perusahaan yang besar dimulai dari pelatihan-pelatihan seperti ini. Semoga pelatihan ini bisa membuka wawasan kita agar makin kuat menjadi intrepreneur dan bisa mendukung pemajuan bangsa kita,” tuturnya.
Materi pelatihan mencakup sistem produksi ternak (sistem pembibitan dan penggemukan, tinjauan model kemitraan, dll). Indikator kinerja utama untuk produktivitas sapi (pencatatan, pemberian pakan, kesehatan ternak, limbah ternak, reproduksi ternak dan produktivitas ternak) dan manajemen bisnis (pengembangan organisasi dan jaringan, rencana dan analisis bisnis, pemasaran), pengenalan smart farming, dan pengembangan pola pikir kewirausahaan dalam bisnis peternakan. Materi dalam pelatihan ini disampaikan oleh 16 pemateri yang berasal dari akademisi maupun praktisi yang berkompeten di bidangnya. (Sekretariat/Prisil).