Selama periode hari raya Idul Adha, intensitas penyembelihan domba betina di rumah-rumah potong hewan di Indonesia terutama untuk industri kecil dan menengah seperti warung sate domba juga meningkat. Hal ini berhubungan erat dengan berkurangnya jumlah domba jantan karena disembelih untuk berkurban.
“Untuk mengatasi berkurangnya domba betina usia produktif yang disembelih pada Idul Adha, kami melakukan penelitian mengenai hubungan antara umur dan berat potong terhadap karkas dan nonkarkas pada Domba betina. Dari penelitian tersebut, kami menyarankan domba betina disembelih pada usia diatas 1 tahun dengan bobot diatas 15 kg,” ujar Dr. Ir. Endy Triyannanto, S.Pt., M.Eng, IPM ketika dihubungi Senin (22/10) di Kampus Fakultas Peternakan UGM.
Dosen di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Daging tersebut menjelaskan, tujuan dari penyembelihan ternak ialah memperoleh karkas dan daging yang optimum. Karkas merupakan bagian tubuh yang utama setelah dikurangi faktor-faktor non karkas seperti darah, kulit, kepala, kaki, jantung, hati, paru-paru, dan jeroan.
“Kami melakukan penelitian terhadap 60 domba betina yang dipisahkan berdasarkan tiga kategori umur (1 tahun, 1-1,5 tahun, dan 1,5-2 tahun) dan dua kategori bobot potong (10-14,99 kg dan 15-20 kg),” jelas Endy. Dari penelitian yang telah dipresentasikan dalam Konferensi TROPENTAG di Belgia tersebut, dia menemukan bahwa bobot potong berpengaruh signifikan terhadap persentase karkas dan non karkas. Sementara itu, usia berpengaruh signifikan terhadap persentase karkas, kulit, kaki, jantung, hati, paru-paru, dan jeroan, kecuali kepala. Rata-rata persentase karkas domba diatas satu tahun lebih tinggi terutama pada domba betina umur 1,5-2 tahun.
“Semakin berat bobot potong, semakin berat karkas yang diperoleh karena komposisi tubuh berhubungan erat dengan bobot sehingga memengaruhi komposisi karkas,” ujar Endy. Sementara itu, dia menambahkan, semakin tua umur domba, semakin kecil persentase non karkasnya.
“Terkait dengan kualitas daging pada industri daging domba di Indonesia, saat ini belum begitu memperhatikan pemisahan kelas daging, sedangkan di luar negeri daging pada bagian tertentu memiliki harga yang lebih mahal. Meskipun belum menampilkan parameter kualitas keempukan dan sensori, penelitian ini penting untuk membantu mengontrol penyembelihan domba betina pada masa pertumbuhan yang tergolong produktif,” pungkasnya. (Humas Fapet/Nadia)