Saat ini, teknologi marketing digital sudah banyak dimanfaatkan di sektor peternakan. Oleh karena itu, peternak harus adaptif di era inovasi dan teknologi ini.
Hal tersebut terungkap dalam Obrolan Peternakan (Opera) Sabtu, (27/6) yang bertema Digitalisasi Sektor Peternakan Jilid 2 yang dilaksanakan secara daring.
Muhammad Abduh Zulfikar, salah satu narasumber dalam diskusi tersebut mengungkapkan, Peternak saat ini harus bisa merubah konsep bisnis, yaitu perlu kolaborasi dengan perorangan dengan spesialisasi khusus yang akan membantu perusahaan.
“Peternak harus menurunkan ego, tidak semuanya dikerjakan sendiri. Seperti halnya mengandeng orang yang pintar dalam pemasaran digital marketing, sehingga akan menghasilkan sistem usaha yang efisen. Perusahaan yang kami jalankan akhirnya dapat melebihi target penjualan dengan tim yang solid,” ujar alumni Fakultas Peternakan UGM yang merupakan direktur PT. Madhar Madhava Manggala dan Kajianmu tersebut.
Narasumber lain, Zaky Achmad (Owner Kandang Kambing Portabel & Youtuber Peternakan), menjelaskan peran marketing digital yang dapat mengoptimalkan analisis, pemasaran, kampanye produk peternakan, sarana peternakan, serta penunjang peternakan. Zaky menggunakan Youtube untuk memperkenalkan usaha yang dimiliki, yakni jasa dalam pembuatan kandang portable sejak tahun 2016. Upaya tersebut cukup ampuh untuk mengenalkan konsep peternakan yang ia miliki dengan jangkauan konsumen yang sangat luas bahkan hingga berbagai daerah di Indonesia.
Satyaguna Rakhmatulloh, dosen Fapet UGM yang juga menjadi narasumber dalam diskusi tersebut memaparkan tentang respon sumber daya manusia khususnya generasi milenial untuk menghadapi industri 4.0 melalui inovasi teknologi serta pentingnya merespon dan menghubungkan dengan kebutuhan pasar yang tersedia. Perkembangan inovasi dan teknologi harus dapat digunakan untuk membangun bisnis (start-up).
“Membangun bisnis dengan menciptakan produk harus didasari dari kebutuhan masyarakat atau untuk menyelesaikan permasalahan. Jangan sampai hanya sekedar mengembangkan produk tanpa dasar. Inovasi dari sebuah permasalahan akan menghasilkan produk yang berkelanjutan,” jelas Guna yang merupakan pengembang dan pengamat start-up.
Guna menambahkan, untuk membangun inovasi ditengah perkembangan teknologi sehingga mencapai potensi optimal, negara atau dunia perlu memperhatikan sumber daya manusia, investasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), pembinaan dan dukungan inovasi dan kewirausahaan, serta meminimalkan kemiskinan.
“Pembangunan start-up perlu digiatkan untuk membangun ekonomi masa depan. Hal ini menjadi penting karena start-up akan membantu dalam penyediaan lapangan kerja, lahirnya inovasi dan teknologi, meningkatkan ekspor, meningkatkan pemerataan kesejahteraan, dan penyeimbang serta pendorong pertumbuhan ekonomi,” ujar Guna. (Humas Fapet/Nadia)