Konsumsi protein di Indonesia masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara lain. Susu misalnya, Indonesia masih mengimport sebanyak 70-90% dari total kebutuhan. Salah satu hal yang dapat digunakan untuk mengatasi hal ini adalah sumber daya manusia yang berkualitas di bidang peternakan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Peternakan UGM, Budi Guntoro, S.Pt., M.Sc., Ph.D dalam acara pelepasan wisudawan S1 Rabu (17/5/2017) di Fakultas Peternakan. Menurut Budi, lulusan peternakan harus mampu mengubah mindset peternak tradisional. Akan tetapi, hal ini tidak berarti menghilangkan peran peternak pedesaan yang mengelola 90% bidang peternakan dengan cara tradisional.
“Pengelolaan dengan cara ini tetap ingin dipertahankan oleh pemerintah, tetapi di sisi lain negara menginginkan sebuah sistem yang maju. Oleh karena itu, semua sistem yaitu integrated farming system dan agrobisnis harus digerakkan semua agar maju. Lulusan peternakan harus berfokus pada agrobisnis dan mengubah mindset peternak tradisional. Orientasi seratus persen bisnis,” jelas Budi.
Budi menuturkan, untuk membalik mindset peternak tradisional tidak dapat dilakukan secara natural. Melalui regenerasi, peternak yang terdidik dapat mengubah mindset peternak tradisional. Lahirnya lulusan-lulusan sarjana ini diharapkan dapat memenuhi berbagai lini bidang peternakan, misalnya industri olahan pangan berbasis peternakan.
Masih dalam kesempatan yang sama, Budi membacakan data statistik wisudawan periode Mei 2017. “Pada periode ini, Fakultas Peternakan meluluskan 52 mahasiswa dengan rata-rata IPK 3,06. Predikat wisudawan terbaik diraih oleh Tesa Andriana dengan IPK 3,89. Dengan lulusnya 52 mahasiswa tersebut, hingga saat ini Fakultas Peternakan telah meluluskan 4858 mahasiswa S1,” pungkas Budi. (Humas Fapet/Nadia)[bws_related_posts]