Pandemi Covid-19 diketahui berisiko terhadap kelompok peternak sapi potong rakyat Margo Mulyo di Gunungkidul, terutama dalam hal pemasaran dan interaksi sosial dengan sesama peternak. Selama pandemi, sapi mengalami penurunan harga jual dan interaksi langsung antarpeternak terhambat karena adanya social distancing. Namun, hal tersebut kurang berdampak besar pada pada usaha peternakan yang mereka jalankan.
Hal tersebut diungkapkan oleh dosen dan tim peneliti Fakultas Peternakan (Fapet) UGM yang diketuai oleh Ir. F. Trisakti Haryadi, M.Si., Ph.D., IPM pada Senin (25/1) di Kampus Fapet UGM.
Dalam penelitiannya, Trisakti menemukan bahwa tingkat dampak penurunan harga jual terhadap usaha peternakan tergolong “sedang” dan tingkat dampak risiko sosial terhadap usaha peternakan tergolong “sangat kecil”. Peneliti lain yang tergabung dalam penelitian ini adalah Dr. Ir. Siti Andarwati, S.Pt., M.P., IPM. dan Ni Made Ari Kusuma Dewi, S.Pt.
“Penelitian ini menjadi salah satu bukti bahwa walaupun berskala kecil, usaha peternakan mampu bertahan dalam menghadapi bencana termasuk pandemi Covid-19. Hal ini memperkuat pandangan bahwa usaha pertanian termasuk peternakan masih dapat terus berkontribusi bagi keluarga petani walaupun di masa krisis akibat bencana. Bahkan, dapat dijadikan alternatif pekerjaan bagi mereka yang terkena dampak pemutusan hubungan kerja terutama disektor industry,” ujar Trisakti.
Selain itu, Trisakti juga menemukan bahwa suasana kebersamaan dalam sebuah kelompok juga menjadi ciri penting bagi peternak kecil ketika menjalankan usahanya.
“Hal tersebut dapat dilihat ketika semua anggota kelompok ternak Margo Mulyo menyatakan bahwa keterbatasan interaksi menjadi risiko dari pandemi Covid-19 dalam menjalankan usaha.,” kata Trisakti.
Dalam menghadapi risiko-risiko tersebut, Trisakti menemukan bahwa peternak memiliki kemampuan yang beragam. Dari 23,5% peternak yang menyatakan bahwa pemasaran berisiko terhadap usahanya, hanya setengahnya yang memiliki solusi, yaitu dengan melakukan penundaan harga jual ternak sampai harga jual stabil. Terkait risiko interaksi sosial, semua peternak memiliki solusi, yaitu dengan berkomunikasi melalui WhatsApp dan interaksi langsung atau telepon.
“Kelompok peternak Margo Mulyo membutuhkan pendampingan untuk meningkatkan kemampuan dalam menghadapi risiko sosial dan penurunan harga jual ternak. Peternak memerlukan edukasi dalam memanfaatkan media komunikasi yang lebih efektif untuk berinteraksi dan mendukung usaha peternakan yang mereka jalankan,” ungkap Trisakti.
Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA., IPU., ASEAN. Eng mengatakan, sumber dana penelitian tersebut adalah dari Fakultas Peternakan UGM sebagai salah satu bentuk tanggung jawab ilmiah dan wujud kepedulian akademik terhadap pandemi Covid-19. (Humas Fapet/Nadia)