Nur Hidayah, mahasiswa S3 Fakultas Peternakan (Fapet) UGM yang pernah mendapatkan hibah riset S3 (PhD Research Fellowship) dari SEARCA pada tahun 2022, berpartisipasi dalam seminar internasional dengan tema “Innovation Meets Education: Building Pathways for Food Security and Resilience to Climate Change”. Konferensi ini diselenggarakan pada 10-12 Februari 2025 di Pattaya, Thailand oleh The Southeast Asian Regional Center for Graduate Study and Research in Agriculture (SEARCA) bekerja sama dengan Postgraduate Micro-Credentials in Food Security and Climate Change (PMCFSCC) dan Regional SEARCA Alumni Association (RSAA).
SDGS 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab
Nyamplung atau tamanu (Calophyllum inophyllum) merupakan salah satu jenis tanaman hutan asli Indonesia yang dapat hidup dan berkembang pada kondisi lingkungan ekstrem. Nyamplung tersebar di banyak kepulauan di Indonesia mulai dari Sumatera hingga Papua.
Pohon nyamplung bukan merupakan tanaman pangan, namun menghasilkan buah nyamplung yang bijinya dapat dimanfaatkan sebagai sumber minyak nabati sangat baik. Selama ini, biji nyamplung telah dimanfaatkan sebagai minyak nabati atau biasa disebut sebagai tamanu crude oil (TCO). Secara umum TCO ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar nabati/biofuel, produk kesehatan, dan kosmetik.
Fakultas Peternakan (Fapet) UGM sudah memiliki International Undergraduate Program (IUP) sejak 2021 atau 4 tahun yang lalu. Dibanding fakultas lain, program IUP Fapet memiliki daya tarik dan keunggulan. Di IUP Fapet, mahasiswa akan belajar dari hulu ke hilir terkait industri peternakan, mulai dari nutrisi dan pakan, breeding dan reproduksi, manajemen produksi, teknologi hasil, hingga aspek sosial dan ekonomi bidang peternakan.
“Cakupan tadi akan dipelajari dari sisi keilmuan hingga industrialisasinya. Harapannya mahasiswa akan memiliki kompetensi lengkap dari hulu hingga hilir di industri peternakan,”papar Sekretaris Program Studi S1 Fapet UGM, Ir. Muhlisin, S.Pt., M.Agri., Ph.D., IPP., Selasa (11/2).
Dosen dan Tenaga Kependidikan (Tendik) khususnya Laboran dan Pemelihara Satwa di Fakultas Peternakan (Fapet) UGM dikenalkan tentang ISO 17025 dan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Laboratorium. Kebutuhan pengetahuan terhadap dua topik tersebut cukup penting untuk meningkatkan mutu sekaligus mencegah terjadinya kecelakaan di tempat kerja.
“Ini kesempatan baik untuk menyegarkan kembali teman-teman terhadap informasi terbaru tentang ISO maupun K3. Dengan pelatihan, training dan diskusi semacam ini maka kita akan selalu update tentang IPTEKS,”kata Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia, Ir. Andriyani Astuti, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., saat memberikan sambutan pada Workshop dan Training K3 Laboratorium dan Pengenalan ISO 17025 di ASLC Lt 2 Fapet UGM, Selasa (11/2).
Domba Awassi potensial dikembangkan sebagai pilihan unggul dalam dunia budi daya ternak. Terdapat sejumlah keunggulan yang ada pada domba Awassi, baik dari pertumbuhan daging, produksi susu hingga daya adaptasinya yang tinggi.
“Cocok dikembangkan di Indonesia karena aslinya domba Awassi dari daerah tropik,”papar peneliti yang juga dosen Fakultas Peternakan (Fapet) UGM, Prof. Ir. Yustina Yuni Suranindyah, MS., Ph.D., IPM., Kamis (6/2).
Yuni menjelaskan domba Awassi memiliki pertumbuhan otot yang relatif cepat, membuatnya menjadi pilihan ideal untuk peternak yang menginginkan hasil panen yang optimal dalam waktu relatif singkat. Dengan pertambahan bobot yang mencapai 5-6 kg per bulan untuk betina dan 7-8 kg per bulan untuk jantan, domba Awassi menunjukkan efisiensi tinggi dalam pemanfaatan pakan.