Alumnus Fakultas Peternakan (Fapet) UGM angkatan 2006, Andromeda Sindoro selaku CEO Sweet Sundae Ice Cream, berhasil meraih Best of The Best Challenger pada Diplomat Success Challenge ke-10 (DSC X) 2019. Andro sukses menjuarai kompetisi tersebut setelah mengalahkan 12.500 proposal yang masuk ke panitia.
“Alhamdulilah, saya menjuarai kompetisi tersebut berkat strategi-strategi yang saya lakukan dalam mengembangkan bisnis. Setelah menekuni usaha selama 12 tahun, Sweet Sundae Ice Cream menemukan satu strategi yang ampuh,” kata Andro ketika dihubungi melalui telepon, Jumat (22/11).
Pada awal usahanya, Andro menjual es krim dengan menitipkan di warung-warung. Namun, cara ini sulit dilakukan karena penjualan menurun di waktu-waktu tertentu, misalnya pada waktu musim hujan, bulan puasa, dan liburan. Pada 2013, Andro mengubah strateginya ke arah horeca, yaitu hotel, restaurant, dan catering.
“Cara ini memiliki beberapa keuntungan, yang pertama yaitu adanya kontinyuitas. Pada bulan puasa, banyak orang mengunjungi hotel dan restoran untuk berbuka bersama. Pada musim liburan, restoran dan hotel selalu dipenuhi oleh pelancong,” jelas Andro.
Dengan cara tersebut Andro juga tidak perlu berinvestasi freezer karena hotel, restaurant, dan catering telah memiliki freezer sendiri. Satu strategi lain yang dilakukannya ialah menawarkan Sundae delivery. Layanan ini menawarkan sistem “pesan hari ini, antar hari ini”. Cara ini sangat menguntungkan bagi hotel dan restoran karena menghindarkan mereka dari kehabisan stok akibat keterlambatan pengiriman.
Selain kemampuan mengembangkan strategi-strategi jitu, Andro mengungkapkan bahwa kepribadian berperan penting dalam dunia bisnis. Dirinya mengungkapkan bahwa selama mengikuti perlombaan, dia dapat menjawab semua pertanyaan dengan lancar karena terbiasa berbicara di depan umum. Bahkan, dia sempat melempar joke kepada juri yang justru makin menunjukkan jiwa pengusahanya. Kemampuan ini sangat penting karena untuk meyakinkan investor, seorang pengusaha harus yakin dengan usahanya.
Berkat kerja kerasnya, saat ini Sweet Sundae telah menyuplai ke 15 katering di Yogyakarta, 2 katering di Jakarta, dan 1 katering di Bali. Jumlah horeca yang disuplai masih terbatas karena pada 2016 Sweet Sundae mengalami penurunan yang mengakibatkan Andro tidak dapat memperluas usahanya terlalu jauh.
“Dengan memenangkan kompetisi ini, saya bersyukur dapat memperoleh modal lebih besar. Saya sedang menyiapkan kandang di daerah Hargobinangun, Sleman, Yogyakarta dengan kapasitas 500 ekor sapi perah untuk menggenjot produksi susu dan mengembangkan sebuah aplikasi bernama piaraa.id,” ujarnya.
Karena prestasinya, Andro diundang oleh Menteri Koperasi dan UMKM, Teten Masduki, beberapa waktu lalu. Platform bernama piaraa.id yang dikembangkan oleh Andro dinilai dapat mengejar ketertinggalan Indonesia akan produksi susu.
“Piaraa.id merupakan aplikasi investasi sapi yang akan diluncurkan pada Februari 2020. Aplikasi ini dapat mengembangkan basis-basis koperasi bertaraf internasional di Indonesia dan menjadi basis kekuatan ekonomi di desa-desa,” kata Andro.
Pada Desember 2019, Andro berkesempatan melaksanakan presentasi business plan di hadapan Presiden Jokowi. Andro merupakan representasi pengusaha milenial yang memiliki idealisme, perencanaan, dan strategi yang bagus.
Tidak hanya sampai disitu, prestasi Andro pun sudah merambah ke tingkat internasional. Pada akhir Oktober lalu, Andro menjadi pemenang pertama dalam ajang kompetisi Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) o2o forum. Dirinya mengalahkan 7 peserta dari negara lain, yaitu Rusia, Peru, Malaysia, dan Filipina.
Suksesnya Andro di kompetisi internasional tersebut dikarenakan adanya teknologi yang sangat terpadu dalam bisnisnya mulai dari keuangan, stok warehouse, order, kasir, sales, marketing, absen, dan rekrutmen. Andro menjelaskan bahwa teknologi tersebut mampu mengembangkan bisnisnya yang menyebabkan terserapnya lebih banyak susu dari peternak lokal dengan harga yang baik. Pada akhirnya, hal ini mendukung bertambahnya produksi susu di Indonesia. (Humas Fapet/Nadia)