Work Based Academy, sebuah program bekerja dan belajar yang digagas oleh Fakultas Peternakan (Fapet) UGM dan PT Charoen Pokphand Indonesia, Tbk diharapkan menjadi terobosan dalam menghasilkan SDM peternakan yang trampil dan unggul. Program ini digelar kembali pada November 2020—April 2021.
Hal tersebut diungkapkan oleh Dekan Fapet UGM, Prof. Dr. Ir Ali Agus, DAA., DEA., IPU., ASEAN Eng. selaku pencetus program WBA ketika dihubungi pada Senin (1/2).
“Berdasarkan proyeksi International Labour Organization (ILO) dan BAPPENAS tahun 2020, Indonesia masih kekurangan tenaga ahli di berbagai sektor industri. Hanya 10,7% atau 13,4 juta orang yang masuk dalam kategori ahli dari 126,4 juta orang pekerja. Padahal, Indonesia merupakan negara penyedia tenaga kerja terbesar di ASEAN,” kata Ali.
Selain itu, Ali menambahkan, 10 dari 15 orang Indonesia masuk ke dalam kategori produktif. Oleh sebab itu, WBA diharapkan menjadi program yang dapat menghasilkan SDM peternakan yang terampil dan unggul.
General Manager Human Capital PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk., Ir. M. Syafri Afriansyah, M.BA. mengatakan bahwa melahirkan insan-insan peternakan bidang peternakan menjadi sangat penting karena akan berkaitan dengan peningkatan efisiensi dalam usaha peternakan broiler, sehingga industri perunggasan Indonesia mampu bersaing di kancah global.
“Oleh sebab itu, kolaborasi antara industri dan universitas menjadi penting, tidak hanya meningkatkan keterampilan lulusan perguruan tinggi, tetapi dapat menjadi sarana pertukuran pengetahuan dan teknologi antara kedua belah pihak,” ujar Syafri baru-baru ini.
Work Based Academy (WBA) merupakan program magang selama 6 bulan yang terselenggara atas kerja sama antara Fakultas Peternakan UGM dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. Program ini menjadi terobosan dalam membangun sumber daya manusia yang terampil dalam bidang industri perunggasan untuk mengelola closed house broiler.
Zubair, alumni Fakultas Peternakan Universitas Mataram berkesempatan untuk menjadi peserta WBA batch 2. Zubair bercerita bahwa selama 1 bulan magang dirinya banyak mendapatkan hal baru, salah satunya yaitu cara pemeliharaan sekam yang baik dan cara penanganan bangkai ayam dengan benar. Bersama para seniornya, dirinya juga melaksanakan presentasi dan diskusi.
“Keseharian saya dan teman-teman di farm yaitu mengontrol kandang secara keseluruhan, baik pengecekan suhu, pengukuran tingkat amonia, dan penimbangan ayam untuk recording harian. Di sana juga belajar mengenai cara koordinasi yang baik saat bekerja dan belajar juga tentang administasi,” ujar Adi Nugroho, alumni Fakultas Peternakan UGM dan juga berkesempatan menjadi peserta WBA batch 2.
Sebelum magang, para peserta mendapat kesempatan untuk mengikuti virtual training. Kegiatan ini mendatangkan banyak pembicara untuk membawakan materi dengan tema yang berbeda. Tujuan diadakan sesi virtual training yaitu untuk memberikan bekal teori kepada para peserta WBA batch 2.
Materi virtual training WBA batch 2 diantaranya adalah materi tentang pengantar closed house, biosecurity, kemitraan dan business process ayam broiler; pengenalan dan teknis sistem closed house, nutrisi ayam broiler dan manajemen pakan; dan Safety, Health, and Environment (SHE). (Nadia/Humas Fapet)