Mahasiswa Fakultas Peternakan (Fapet) UGM angkatan 2016, Laksa Ersa Anugratama, memenangkan juara runner up dan juara I subbidang sosial budaya dalam kompetisi Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Sharia Economic Learning Forum (SELF) XV KSEI ICON!, 26—29 April 2018 di Universitas Udayana Bali. Laksa berjuang bersama dua mahasiswa dari Sekolah Vokasi UGM dengan mengangkat tema “Sustainable Tourism Development Dalam Grand Design Pembangunan Sektor Pariwisata Pesisir (Coastal Tourism) Berbasis Community Based Tourism Sebagai Upaya Mewujudkan Poros Maritim dan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”.
Berita Fakultas
Sebanyak 38 mahasiswa asing datang ke UGM untuk belajar dunia pertanian dan peternakan Indonesia.
Selama 12 hari, mulai 9 hingga 20 Juli 2018 mendatang, mahasiswa asal Filipina, Thailand, Malaysia, Jepang, Korea, dan Australia ini akan mengikuti kegiatan Joint Summer Course Program. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Fakultas Pertanian dan Fakultas Peternakan UGM.
Acara Joint Summer Course Program merupakan kegiatan gabungan antara AAACU Study Tour Program 2018 dengan the University of Queensland Summer Course Program 2018. Diikuti 38 mahasiswa asing yang terdiri dari 20 orang dari negara anggota Asian Association of Agricultural Colleges and Universities (AAACU) dan 18 orang dari University of Queensland. Selain itu, juga diikuti 28 mahasiswa dari UGM dan Universitas Tidar.
Tekad yang kuat merupakan syarat utama untuk menempuh studi S3 di luar negeri. Selain itu, kemampuan berbahasa Inggris yang baik juga penting sebagai bekal belajar di luar negeri.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Kantor Urusan Internasional (KUI), Dr. Ir. Endy Triyannanto, S.Pt., M.Eng., Ph.D. dalam acara Ngabuburit Bareng Pasca, Kamis (31/5) yang diikuti oleh Himpunan Mahasiswa Pascasarjana (HMP) di Fakultas Peternakan UGM. “Menurut pengalaman saya menempuh S3 di Korea, syarat yang pertama dan utama adalah tekad yang kuat,” ujarnya. Bahasa Inggris juga sangat penting baik untuk kepentingan akademis dan nonakademis. Saya sarankan teman-teman lebih mendalami dan meningkatkan kemampuan bahasa Inggris sebagai bekal berkuliah di luar negeri,” kata Endy.
Sebagai upaya pengembangan ilmu dengan dukungan fasilitas yang memadai, Fakultas Peternakan UGM berencana membangun Animal Science Learning Center (ASLC), yaitu gedung berlantai lima yang dilengkapi dengan peralatan laboratorium berteknologi tinggi.
Hal tersebut diungkapkan oleh Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA., IPU, Jumat (8/6) di Gedung Pusat UGM usai menandatangani dokumen spesifikasi usulan bangunan dan peralatan melalui skema JICA IP-567. “Fakultas Peternakan UGM memiliki visi menjadi salah satu dari the best dari banyaknya bidang ilmu peternakan di Asia. Oleh karena itu, kami perlu terus mengembangkan diri baik dalam keilmuan maupun fasilitas karena ilmu dan fasilitas harus saling mendukung,” ujar Dekan.
Mahasiswa Fakultas Peternakan (Fapet) UGM, Muhammad Khoerul Fadhli, mempresentasikan karya ilmiahnya dalam sebuah konferensi di Jerman pada 26—28 April 2018 lalu. Acara bertajuk The 3rd ICONIC 2018 (International Conference of Integrated Intellectual Community) yang bertema “Science and Technology for Sustainability Development” tersebut menghadirkan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia selaku keynote speaker.
“Karya ilmiah yang saya presentasikan berjudul Milk Production in the First Lactation and its Correlation with Mammary Gland Size of Etawah Grade Goat in BBPTU-HPT Baturraden, Indonesia. Judul ini saya ambil karena produksi susu kambing di Indonesia yang masih sedikit,’ ujar mahasiswa angkatan 2015 tersebut. Di bawah bimbingan dosen Fapet UGM, Dr. Ir. Adiarto, M.Sc., ia menciptakan metode seleksi bibit kambing dengan produktivitas tinggi melalui pengukuran ambing. “Hasilnya, lingkar dan panjang ambing berpengaruh signifikan terhadap produktivitas susu kambing,” jelasnya ketika ditemui di kampus Fapet UGM, Rabu (6/6).