Keterampilan dalam penyembelihan hewan ternak secara halal ternyata tidak cukup hanya dengan menyembelih dan memotong dagingnya saja. Setidaknya ada 13 kompetensi yang harus dimiliki oleh Juru Sembelih Halal (Juleha) untuk mendapatkan sertifikat profesional sebagai Juleha. “kita di SKKNI Juleha itu kita punya 13 kompetensi yang harus dikuasai dan itu wajib semuanya. Jadi yang namanya kompetensi itu ya, satu tidak kompeten maka tidak kompeten semuanya”, ujar Arie Bagus salah satu pengelola asosiasi Juru Sembelih Halal Yogyakarta dalam acara penandatanganan kerja sama antara Fakultas Peternakan dan Juleha Jogja pada Selasa (26/04). Pada kenyataannya, fenomena di lapangan cukup banyak masyarakat yang memiliki hobi dan memakai atribut sebagai Juleha tetapi kompetensi yang dimiliki belum cukup bahkan tidak terpenuhi.
Berita Fakultas
Saat ini makanan cepat saji dan produk awetan sangat populer di masyarakat seiring dengan semakin mudahnya akses terhadap produk-produk makanan tersebut. Akan tetapi, meskipun sangat digemari dan mudah didapatkan, makanan cepat saji kebanyakan mengandung zat-zat yang membahayakan tubuh jika dikonsumsi secara berlebihan. Konsumsi makanan yang tidak sehat dapat meningkatkan resiko terkena penyakit tidak menular seperti misalnya penyakit jantung dan hipertensi.
Berdasarkan data dari Institute for Health Metrics and Evaluation, pada tahun 2019, penyebab kematian tertinggi di Indonesia adalah karena penyakit kardiovaskuler. Contoh penyakit kardiovaskuler yang paling umum adalah penyakit jantung koroner dan stroke. Penyakit ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah pola hidup tidak sehat seperti merokok, konsumsi lemak berlebihan, jarang berolahraga, stress, dan konsumsi alkohol.
Fakultas Peternakan UGM dan Indonesia Australia Red Meat Cattle and Partnership kembali menyelenggarakan Program Pelatihan Pengelolaan Usaha Peternakan Sapi Komersial Skala Kecil pada Senin—Sabtu, 21-26 Maret 2022 bagi 30 peternak yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Pelatihan ini diselenggarakan karena peternak skala kecil menjadi tulang punggung penyedia daging sapi nasional, sehingga perlu dilakukan peningkatan kapasitas dan kemampuannya dalam pengelolaan usaha peternakan menuju arah komersil. Partisipasi peternak sapi kecil dalam kegiatan ini menjadi salah satu dukungan Fakultas Peternakan UGM untuk mewujudkan swasembada daging di Indonesia.
Teknologi reproduksi merupakan salah satu upaya mengembangkan ternak lokal Indonesia agar memberikan manfaat dan kesejahteraan bagi peternak. Inseminasi buatan (IB), multiple ovulation embryo transfer, dan fertilisasi in vitro merupakan teknologi reproduksi yang menarik untuk dikembangkan karena menawarkan berbagai keunggulan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Prof. Ir. Diah Tri Widayati, MP., Ph.D., IPM, dosen Fakultas Peternakan UGM dalam pidato pengukuhan guru besar yang dilaksanakan pada Selasa, 29 Maret 2022 di Balai Senat UGM.
Hingga saat ini, masyarakat masih sering memiliki persepsi yang salah mengenai daging yang aman dan sehat, termasuk produk turunannya. Oknum penjual hanya menginginkan untung besar padahal makanan yang dijual belum tentu aman dan halal. Untuk itu, masyarakat perlu tahu potensi pencemaran daging haram yang perlu diwaspadai di sekitar kita.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ir. Nanung Danar Dono, S.Pt., M.P., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. selaku Dosen dan Direktur Halal Center Fakultas Peternakan UGM beberapa waktu lalu ketika menerima kunjungan dosen dan mahasiswa Universitas Darussalam, Gontor, Ponorogo, Jawa Timur di kampus Fakultas Peternakan UGM.