Mengubah Pola Pikir dan Konsistensi Kunci Sukses Mengelola Sampah

Mengubah pola pikir (mindset) menjadi salah satu kunci sukses dalam pengelolaan sampah. Jika sebelumnya kita acuh dan tidak peduli dalam memilih dan memilah sampah, maka ketika sudah berkomitmen mengelola sampah maka mau tidak mau harus tertib untuk melakukan hal tersebut.

Hal ini mengemuka dalam Workshop Mengelola Sampah dengan Bijak Menuju FAPET Sehat dan Bahagia yang dilakukan secara daring, Kamis (5/9). Hadir sebagai pembicara dalam acara yang diinisiasi oleh Health Promoting Unit (HPU) Fapet ini dosen Fakultas Biologi UGM, Sukirno, S.Si., M.Sc., Ph.D.

Selain mindset, dibutuhkan konsistensi dalam pengelolaan sampah. Budaya tertib memilah dan memilih sampah yang dimulai dari pimpinan fakultas/unit akan mendorong para staf atau sivitas akademika lainnya untuk mencontohnya.

“Kalau salah dalam membuang mana sampah organik atau bukan bisa kita foto dan share ke seluruh sivitas fakultas. Ini untuk mengingatkan kembali agar kita selalu tertib dan belajar bijak dalam memilih dan memilah sampah di sekitar kita,”imbuhnya.

Untuk memulai mengelola sampah di tingkat fakultas, kata Sukirno, bisa diawali dengan memilih person in charge (PIC) yang diberi tugas seperti tim cleaning service. Selanjutnya, dibuat Standard Operating Procedure (SOP) bagaimana saat proses membawa ke unit produksi, perajangan, proses fermentasi, packing hingga tahap komersialisasi.

Dalam kesempatan tersebut Sukirno juga sempat menayangkan video cara pengelolaan sampah yang dilakukan di Fakultas Biologi UGM.
Sementara itu, Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia Fapet UGM, Ir. Andriyani Astuti, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., berharap praktik pengelolaan sampah yang sudah dilakukan di Fakultas Biologi bisa diterapkan pula di Fapet UGM.

“Harapannya ilmu yang diperoleh kali ini bisa diterapkan di kampus maupun rumah sehingga persoalan sampah ini bisa teratasi,”kata Andriyani.

Pengelolaan sampah yang menggandeng banyak pihak ini harapannya bisa menciptakan kondisi lingkungan yang sehat dan sejahtera sekaligus mendorong sanitasi lingkungan yang lebih baik.

 

Penulis: Satria

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.