Safna Fauziah, mahasiswa Magister Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM), telah melaksanakan penelitian di Department of Food Technology, Faculty of Science, Chulalongkorn University, Thailand, selama periode 28 Oktober hingga 28 November 2024. Di bawah bimbingan Assoc. Prof. Inthawoot Suppavorasatit dari Chulalongkorn University, Dr. Ir. Endy Triyannanto, S.Pt., M.Eng., IPM., ASEAN Eng., dan Dr. Ir. Mohammad Zainal Abidin, S.Pt., M.Biotech., IPM., dari UGM, serta Andi Febrisiantosa, Ph.D., dari BRIN, penelitian ini berfokus pada analisis komponen aroma volatil hasil reaksi Maillard menggunakan metode ekstraksi Solvent-Assisted Flavor Evaporation (SAFE) dan Solid-Phase Microextraction (SPME) yang dikombinasikan dengan teknik Gas Chromatography-Mass Spectrometry/Olfactometry (GC-MS/O).
SDGS 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab
Delegasi tim FMIPA UNESA mengunjungi Fakultas Peternakan (Fapet) UGM, Senin (2/12). Rombongan dipimpin oleh Wakil Dekan Bidang Pembelajaran, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kemahasiswaan dan Alumni UNESA, Prof. Rooselyna Ekawati, Ph.D.
Sementara dari Fapet UGM hadir menemui Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Ir. R. Ahmad Romadhoni Surya Putra, S.Pt., M.Sc. Ph.D., IPU., ASEAN Eng., Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama, Prof. Ir. Yuny Erwanto, S.Pt., MP., Ph.D., IPM., Kaprodi S1 Ilmu dan Industri Peternakan, Ir. Tri Satya Mastuti Widi, S.Pt., M.P., M.Sc.,Ph.D., IPM., ASEAN. Eng dan Sekretaris Program Studi Ilmu dan Industri Peternakan, Ir. Muhlisin, S.Pt., M.Agri., Ph.D., IPP.
Sapi lokal selama ini dikenal tidak terlalu rentan terhadap stresor lingkungan di iklim tropis, dapat mengkonsumsi pakan berkualitas rendah, dan memiliki kinerja reproduksi yang tinggi di bawah sistem produksi yang relatif buruk. Tidak seperti sapi persilangan, sapi lokal tidak memerlukan input yang tinggi sehingga sesuai dengan kondisi peternakan rakyat. Setiap bangsa sapi lokal juga memiliki karakteristik yang unik dan bersama dengan variasi bawaan yang luas di dalam breed, mereka adalah bahan baku yang potensial untuk program perbaikan genetik.
Semangat dan perjuangan Papuana Rosalia Petegau akhirnya berbuah manis. Dara kelahiran 31 Maret 2001 ini telah lulus sarjana dari Fakultas Peternakan (Fapet) UGM, Rabu (20/11) kemarin. Anak ke-2 dari 3 bersaudara ini merasa bersyukur dirinya bisa kuliah dan akhirnya lulus dari salah satu kampus terbaik di tanah air.
“Sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari keluarga besar Fapet UGM. Saya banyak belajar dari para dosen dan teman-teman di sini,”kata Papuana.
Papuana yang berasal dari Mappi Papua Selatan ini mengakui tidak semua orang bisa menempuh studi di UGM. Apalagi, mereka yang berasal dari daerah luar Jawa seperti Papua. Maka saat diterima masuk melalui jalur Ujian Mandiri tahun 2020 silam, Papuana sangat bersyukur.
Fakultas Peternakan (Fapet) UGM melalui Laboratorium Fisiologi dan Reproduksi Ternak melakukan terobosan pemanfaatan Fertilisasi In Vitro (IVF) ternak dari beberapa Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di Yogyakarta. Kepala Laboratorium Fisiologi dan Reproduksi Ternak Fapet UGM, Prof. Ir. Diah Tri Widayati, M.P., Ph.D.,IPM., mengatakan teknologi reproduksi fertilisasi in vitro merupakan inovasi generasi ketiga dalam teknologi reproduksi yang menawarkan solusi strategis untuk mempercepat peningkatan populasi ternak, perbaikan genetik ternak dan mendukung ketahanan pangan nasional.