Arsip:

SDGS 2: Tanpa Kelaparan

Perjalanan Syafei, Dari Peternak dan Jualan Pisang Hingga Jadi Konsultan Peternakan

Ketertarikannya menggeluti ternak sudah ada sejak kecil. Bapaknya adalah peternak ayam dan entok. Interaksi yang intens dengan ternak membuat Kiagus Abdul Syafei mencintai dunia peternakan. Maka tak heran jika selepas lulus SMA, Kiagus Abdul Syafei memutuskan melanjutkan kuliah di Fakultas Peternakan (Fapet) UGM.

“Bayangan saya waktu itu memiliki rumah makan bebek,”kenang Syafei, Rabu (19/2).

Kecintaannya di dunia ternak juga tercermin saat kuliah. Dari awal hingga akhir studi Syafei rajin membantu kakak angkatannya untuk menjual hewan kurban. Bahkan, selepas lulus Syafei berani mengambil pilihan berbeda dengan temannya yang kebanyakan bekerja di perusahaan. Ia lebih memilih jalan hidup untuk merintis usaha peternakan domba. “Waktu itu dengan bu Vita (seniornya di Fapet UGM) saya mendirikan Sinatria Farm dan sempat membuahkan hasil manis,”kata pria kelahiran Palembang, 17 November 1992 tersebut. read more

Mujtahidah Anggriani Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Fapet UGM

Jumlah guru besar Fakultas Peternakan (Fapet) UGM terus bertambah. Kali ini, Prof. Ir. Mujtahidah Anggriani Ummul Muzayyanah, S.Pt., M.P., Ph.D., IPM., dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang Ekonomi Keperilakuan Produk Peternakan, Selasa (18/2) di Balai Senat. Dengan pengukuhan tersebut, Mujtahidah merupakan salah satu dari 525 guru besar aktif di UGM dan 26 dari 52 guru besar aktif di Fapet UGM.

Dalam pengukuhannya sebagai guru besar, Mujtahidah menyampaikan pidato berjudul Transformasi Perilaku Konsumsi Pangan Produk Peternakan dalam Perspektif Ekonomi Malnutrisi. read more

Mahasiswa Fapet UGM Harus Responsif Tanggapi Isu-isu Nasional

Mahasiswa pascasarjana Fakultas Peternakan (Fapet) UGM diminta responsif dan berpartisipasi dalam menanggapi isu-isu peternakan maupun kesehatan hewan di tanah air. Hal ini ditegaskan oleh Dekan Fapet UGM, Prof. Ir. Budi Guntoro, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., saat memberikan sambutan pada Penerimaan Mahasiswa Baru Semester Genap Tahun Akademik 2024/2025 Prodi Magister Ilmu Peternakan, Doktor Ilmu Peternakan dan Program Profesi Insinyur di R. Auditorium drh. R. Soepardjo, Senin (18/2).

“Jangan hanya isu-isu akademik tetapi juga non akademik maupun isu-isu nasional, Anda sekalian harus tampil dan berpartisipasi memberi solusi,”pesan Budi. read more

Fapet UGM Kirim 4 Mahasiswa Magang ke Peternakan Babi dan Ayam Layer di Jepang

Fakultas Peternakan (Fapet) UGM mengirimkan 4 (empat) mahasiswa terbaiknya untuk magang bekerja selama 1 tahun di Crest Co Ltd, Jepang. Mereka adalah Taufik Nur Huda, Muh. Dino Prasetyo, Devara Dhian Alvioneta dan Puteri Khairunnisa. Semuanya adalah mahasiswa Fapet UGM angkatan 2022. Di Jepang, Devara dan Puteri akan magang bekerja di peternakan babi, sedangkan Taufik dan Dino akan magang di peternakan ayam layer.

Sebelum berangkat pada 19 dan 23 Februari 2025 mendatang para mahasiswa mendapatkan pembekalan dari pimpinan fakultas. Dekan Fapet UGM, Prof. Ir. Budi Guntoro, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., menyampaikan program ini menjadi kesempatan emas bagi mahasiswa untuk meningkatkan kompetensi mereka di industri peternakan global. read more

Mahasiswa Harus Perkuat Networking

Mahasiswa harus memperkuat networking sejak dini. Networking sangat dibutuhkan mahasiswa saat ia lulus kuliah khususnya dalam mencari maupun menciptakan lapangan kerja. Hal ini ditegaskan oleh Ketua Umum Insinyur dan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI), Dr. Ir. Audy Joinaldy, S.Pt., M.Sc., M.M., IPM, ASEAN.,Eng., pada acara Kuliah Tamu di Fakultas Peternakan (Fapet) UGM, Kamis (13/2).

“Banyak orang atau tokoh sukses tidak mengenyam pendidikan tinggi tetapi ia punya networking,”kata Audy.

Audy juga mengingatkan kepada para mahasiswa untuk bisa menyesuaikan diri dengan adanya disrupsi teknologi. Ketergantungan terhadap teknologi, kata Audy, sangat tinggi sehingga kebutuhan SDM mulai berkurang dan berakibat terhadap pengurangan tenaga kerja. “Faktanya setiap tahun itu kita bisa meluluskan 3 juta orang sarjana. Tapi dari jumlah itu yang menganggur pun masih tinggi,”papar Wakil Gubernur Sumatera Barat itu. read more