Keluarga Muslim Fakultas Peternakan (KMFPT) merupakan salah satu Badan Semi Otonom (BSO) di bawah koordinasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Peternakan (Fapet) UGM. KMFPT berfungsi sebagai Lembaga Dakwah Fakultas (LDF) yang bersinergi dengan Lembaga Dakwah Kampus (LDK). Saat ini, pengurus KMFPT yang semuanya muslim tersebut beranggotakan 56 mahasiswa dari angkatan 2022 hingga 2024. KMFPT memiliki 2 biro dan 5 departemen, diantaranya Biro Khusus Kaderisasi, Biro Kesekretariatan, Departemen Pelayanan dan Syiar Islam, Departemen Media dan Informasi, Departemen Jaringan, Departemen Kewirausahaan, dan Departemen Kemuslimahan.
SDGS 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
Musim kemarau di Gunung Kidul sering kali menyebabkan kekurangan pakan ternak sehingga berdampak signifikan pada produktivitas peternakan dan kesejahteraan masyarakat. Untuk mengatasi masalah ini, Dr. Ir. Miftahush Shirothul Haq, S.Pt., IPP., dosen Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM), mengadakan pengabdian masyarakat di Desa Duwet, Wonosari. Kegiatan mendapat dukungan dari Pertamina Foundation melalui program PFMuda.
“Kegiatan yang telah berlangsung 11 Maret kemarin bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan hijauan pakan ternak berkualitas melalui pendekatan teknologi tepat guna, yaitu pembuatan pelet hijauan dan konsentrat hijau,”ujar Miftahush, Jumat (14/3).
Fakultas Peternakan (Fapet) UGM kembali menjadi tujuan bagi mahasiswa internasional untuk memperdalam wawasan akademik dan praktikal di bidang peternakan. Salah satunya adalah Aaron Daniel, mahasiswa asal University of Georgia yang menjalani program internship di Fapet UGM sejak 28 Februari hingga 7 Maret 2025. Dengan latar belakang Kesehatan Masyarakat, Aaron mengaku mendapatkan banyak pengalaman berharga selama mengikuti berbagai kegiatan di fakultas ini
Selama program internship, Aaron belajar tentang berbagai aspek peternakan, pertanian, hingga kesehatan dengan pendekatan humanistik. Ia mengamati bahwa pendidikan di Indonesia cenderung lebih praktikal dibandingkan dengan di negaranya, yang lebih banyak menekankan pada analisis dan pengolahan data. “Saya sangat menikmati pengalaman ini. Banyak hal yang saya pelajari di sini, mulai dari bagaimana peternakan diintegrasikan dengan kesehatan masyarakat hingga pendekatan pendidikan yang lebih langsung ke lapangan,” ungkap Aaron baru-baru ini.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian RI, impor alfalfa pada tahun 2023 mencapai 20.644.450 kg dengan nilai 9.034.878 dolar AS atau setara Rp142 miliar (kurs 1 dolar AS=Rp15.727). Tingginya ketergantungan impor pakan ternak ini menjadi tantangan serius bagi sektor peternakan dalam negeri.
Dosen yang juga guru besar di Fakultas Peternakan (Fapet) UGM, Prof. Ir. Bambang Suwignyo, S.Pt., MP., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., menuturkan data impor alfalfa juga terkonfirmasi dari hasil diskusi tim Fapet UGM dengan beberapa perusahaan industri ternak perah yang membutuhkan pakan alfalfa setidaknya 300 ton dalam bentuk hay setiap bulannya.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan PT Antam Tbk menggandeng Fakultas Peternakan (Fapet) UGM dalam pengembangan program integrasi pertambangan dan pertanian, khususnya peternakan sapi. Sebagai langkah awal, Senin (10/3) pihak Kementerian dan PT Antam Tbk mengunjungi Fapet UGM. Hadir dalam kesempatan itu Asisten Deputi Pengembangan Mineral dan Batubara, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Dr. Ing. Hery Permana, S.T., M.Sc, dan Divison Head of CSR and External Relations PT Antam Tbk, Yulan Kustiyan.