Kegigihan Ahmad Hantarkan Masuk Fapet UGM Tanpa Tes

Tangis Riyanta (49 tahun) pecah sudah. Ia tak kuasa membendung air matanya saat bercerita tentang anak semata wayangnya, Ahmad Yuli Setiawan (biasa dipanggil Awan), yang dinyatakan diterima di Fakultas Peternakan (Fapet) UGM tahun 2024 melalui jalur SNBP. Ia seakan tak percaya anaknya bisa diterima di UGM tanpa tes bahkan tidak dipungut biaya sama sekali setelah mendapatkan subsidi Uang Kuliah Tunggal (UKT) 100 persen sehingga dibebaskan dari biaya pendidikan hingga lulus.

“Saya itu sampai sekarang masih setengah tidak percaya,”kata Riyanta terbata-bata.

Bagaimana tidak merasa bangga bercampur haru. Riyanta selama ini merasa tidak banyak berperan atas studi Awan, termasuk memikirkan masuk ke perguruan tinggi. Apalagi selama di bangku SMA, Awan juga harus rela tidak mengikuti les baik di sekolah maupun di luar. “Ya bagaimana ya karena memang saya tidak ada biaya untuk membayar les. Saya juga masih ada tunggakan di SMA-nya Awan sebesar satu setengah juta,”tuturnya.

Riyanta dan Wantinem adalah orang tua Awan. Riyanta sehari-hari bekerja sebagai buruh tani. Untuk menambah keuangan keluarga ia juga bekerja menggaduh sapi dan jaga malam di SLB dekat rumahnya. Sementara Wantinem seorang ibu rumah tangga. Namun, kesehatannya menurun setelah sempat jatuh sebanyak 3 kali.

“Untuk jalan dan aktifitas memang terbatas karena sakit. Mungkin ada yang kena syaraf kakinya. Kadang terapi,”kata Wantinem didampingi Riyanta saat ditemui di rumahnya Kauman, Wijirejo, Pandak, Bantul.

 

 Fapet UGM Pilihan Pertama

 Awan sejak di bangku SMA memang ingin kuliah di Fapet UGM. Sejarah keluarga membawa mimpinya itu. Kakek/neneknya dulu memang memiliki sapi. Sejak kecil Awan juga sudah terbiasa menggembalakan dan memandikan sapi di sungai.

“Sejak SMA saya memang pilihannya ke Fakultas Peternakan UGM,”kata Awan.

Ia bercita-cita bukan hanya bisa diterima di Fapet UGM tetapi bisa mengembangkan ternak sapi nantinya.

Untuk menggapai cita-cita dengan keterbatasan ekonomi keluarga Awan tetap gigih dalam belajar. Ia harus rela belajar pagi-pagi selepas salat Subuh untuk mengejar ketertinggalan teman-temannya yang mengikuti les. Awan juga tak segan untuk selalu bertanya kepada guru ketika ada mata pelajaran yang tidak dimengerti.

 

Berprestasi dan Aktif di Organisasi

Pria kelahiran Bantul, 22 Juli 2005 ini aktif di Palang Merah Remaja (PMR) dan Forum Anak. Ahmad Yuli Setiawan selama studi di SMAN 3 Bantul selain memiliki nilai rapor bagus juga rajin mengikuti berbagai kompetisi PMI, lomba lawatan, pidato hingga cerdas cermat.

Beberapa prestasi diraihnya seperti juara 2 dan 3 lomba pidato MTQ tingkat kecamatan, 20 besar lomba lawatan serta juara 2 lomba cerdas cermat se-Kabupaten Bantul tahun 2022.

Kini, setelah diterima di Fapet UGM, Awan tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu. Bukan hanya S1, ia bercita-cita bisa studi lanjut ke jenjang S2.

“Terima kasih tidak lupa kepada orang tua atas semua doa-doa yang dipanjatkan sehingga bisa melewati banyak rintangan dan akhirnya lolos bisa kuliah di UGM,”kata Awan.

Sosok Awan maupun lainnya dari seluruh tanah air tetap berpeluang bisa kuliah di UGM. Sebagai universitas nasional maka tidak ada yang tidak mungkin untuk bisa kuliah meski terkendala biaya.

“Di Fapet UGM ini banyak sekali beasiswa yang ditawarkan. Selain KIP Kuliah kita juga ada kerja sama dengan industri dan alumni untuk meringankan beban biaya perkuliahan,”terang Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fapet, Ir. R. Ahmad Romadhoni Surya Putra,  S.Pt., M.Sc. Ph.D., IPM., ASEAN Eng.

 

Penulis: Satria

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.