Agropustaka.id, Kabar. Melihat tingginya angka kemiskinan di Daerah Istimewa Yogyakarta yang mencapai 11,9% pada Maret 2021, Fakultas Peternakan UGM menginisiasi program ‘Ayo Angon’, sebuah program pemberdayaan pemuda peternak yang ditujukan agar kaum milenial memiliki bisnis di bidang peternakan. Program yang dikembangkan berupa pabrik pakan konsentrat dan penggemukan domba dan sapi. Pemuda di Desa Ngalang, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta dan Desa Bulan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah adalah sasaran utama dari kegiatan tersebut.
Dosen Fakultas Peternakan UGM Dr. Muhsin Al Anas, S.Pt dalam release yang dikirim ke redaksi agropustaka.id pada Kamis (28/10) mengatakan, tingkat kemiskinan di Indonesia mengalami peningkatan sejak pandemi Covid-19 karena banyak orang kehilangan pekerjaan. Tingkat pengangguran di Indonesia mencapai 8,75 juta orang dan sebagian besar adalah pemuda di usia produktif. Berdasarkan data BPS pada Februari 2021, jumlah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) penduduk dengan usia 20-24 tahun sebesar 17,66%, sedangkan usia 25-29 mencapai 9,27%.
Oleh karena itu, target utama dari pendampingan atau pemberdayaan ini adalah pemuda memiliki bisnis di bidang peternakan yang efisien dan menguntungkan. Pemuda sangat dibutuhkan untuk menggerakan industri peternakan supaya dapat turut andil dalam memperjuangkan kedaulatan pangan. Transfer pengetahuan dan teknologi tentunya menjadi hal wajib untuk pengembangan bisnis.
Muhsin berharap pemuda mulai melihat bahwa peternakan yang dijalankan secara bisnis berpeluang besar untuk meningkatkan ekonomi. Selama ini, pandangan banyak orang adalah peternakan masih dijalankan secara tradisional dan kurang menguntungkan. Selain itu, juga menumbuhkan ketertarikan pemuda untuk menjadi peternak, sehingga menjadi solusi atas jumlah peternak yang tiap tahun makin berkurang.
Pemuda yang terlibat dalam program ini berusia 20-35 tahun. Di Desa Ngalang, program yang dikembangkan adalah pabrik pakan konsentrat dan penggemukan domba serta sapi dan di Desa Bulan ialah peternakan bebek dan pabrik pakan. Di dua lokasi tersebut, dikembangkan kelompok ternak untuk mengelola bisnis dan melakukan kemitraan dengan masyarakat.
Sebagai contoh, di Desa Ngalang, kelompok ternak mengembangkan pabrik pakan konsentrat untuk usaha penggemukan. Pakan konsentrat tersebut dimitrakan dengan peternakan sekitar sebagai pinjaman program penggemukan domba atau sapi selama 3-4 bulan. Setelah melakukan penjualan ternak, peternak berkewajiban mengembalikan biaya pakan konsentrat.
Muhsin menambahkan, pelaksanaan program ‘Ayo Angon’ dimulai dari pemilihan pemuda yang memiliki ketertarikan di bidang peternakan. Setelah itu, pemuda akan mendapatkan pelatihan untuk meningkatakn pengetahuan dan keterampilan dalam budidaya peternakan. Materi pelatihan tersebut meliputi (1) pengembangan lahan hijauan. (2) pembibitan ternak. (3) pembuatan pakan dan suplemen. (4) pengolahan limbah dan pembuatan pupuk kompos; dan (5) manajemen budidaya peternakan. Selain itu, pemuda juga diajak berkunjung ke peternakan berskala industri untuk meningkatkan gambaran dan motivasi terkait peluang bidang peternakan. Pembangunan kandang untuk pemeliharaan ternak dan pabrik pakan dilakukan setelah pemuda dirasa siap dengan pengetahuan dan keterampilan dalam beternak dan menjalankan usaha.
Doni Fitrianta selaku ketua kelompok ternak di Desa Ngalang, Kabupaten Gunungkidul mengatakan, pelatihan dan pendampingan melalui program AYO ANGON berdampak baik yang signifikan terhadap peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan ketertarikan pemuda terhadap bidang peternakan. Kelompoknya menunjukkan kemajuan yang sangat baik dengan pembangunan kandang ternak domba dan sapi serta didukung pabrik pakan konsentrat. Dirinya berharap usaha peternakan ini berdampak terutama dalam mengurangi pengangguran dan peningkatan ekonomi di Desa Ngalang.
Adapun Yoga Ardian Prasetyo, salah satu pemuda yang terlibat dalam program peternakan bebek di Desa Bulan, Klaten menjelaskan bahwa program AYO ANGON makin meningkatkan keterampilan budidaya bebek, terlebih pembuatan pakan secara mandiri untuk meningkatkan efisiensi usaha. Yoga menambahkan bahwa saat ini kelompok ternak mereka juga sedang meningkatkan populasi ternak melalui pengembangan infrastruktur kandang dan pabrik pakan.
Program ‘Ayo Angon’ mendapatkan dukungan pendanaan dari Fakultas Peternakan UGM dan Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat UGM, serta Australian Alumni Grant Scheme (AGS)-yang diadministrasikan oleh Australia Awards di Indonesia. Ke depan, program ini akan makin melibatkan berbagai pihak seperti institusi pemerintahan, perusahaan, perbankan, dan organisasi masyarakat agar jangkauan program makin luas.
Saat ini telah ada beberapa desa yang akan menjadi sasaran untuk pelaksanaan program ‘Ayo Angon’ berikutnya. Selain itu, Muhsin juga akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk menggarap program tersebut menjadi lebih baik lagi. Ia berharap Program ‘Ayo Angon’ dapat menjadi jembatan dalam mentransfer inovasi dan teknologi yang dihasilkan perguruan tinggi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengubah pandangan anak muda bahwa bidang peternakan kurang menguntungkan dan dianggap pekerjaan kasar dan berat. AP
Sumber: https://www.agropustaka.id/kabar/berdayakan-pemuda-di-bisnis-peternakan-dengan-ayo-angon/
Link Terkait:
Refleksi Hari Sumpah Pemuda: Membangkitkan Pemuda di Bisnis Peternakan
http://troboslivestock.com/detail-berita/2021/10/28/57/15053/program-ayo-angon-fapet-ugm-ajak-pemuda-berbisnis-peternakan