Fakultas Peternakan (Fapet) UGM bekerja sama dengan Prodi Ilmu Peternakan Fakultas Pertanian Universiti Putra Malaysia (UPM) sukses menggelar The 1^st Joint Graduate Seminar On Animal Science dengan tema “Current Issues of Animal Research in Southeast Asia” pada 31 Oktober 2019 hingga 2 November 2019 di Malaysia.

“Seminar ini merupakan salah satu program untuk mencapai cita-cita Fapet UGM sebagai Fakultas yang menawarkan pendidikan berkualitas dengan lulusan yang terampil, memiliki kreativitas dan kemampuan berpikir kritis, berkepribadian unggul,” ujar Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fapet UGM, Prof. Ir. Budi Guntoro, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN. Eng ketika memberikan sambutan dalam pembukaan seminar. read more

Fakultas Peternakan (Fapet) UGM siap membangun gedung Animal Science Learning Center (ASLC). Gedung tersebut akan digunakan untuk kegiatan riset terutama untuk Program Pascasarjana.

“Merupakan kebahagiaan dan kebanggaan kami pada akhirnya mimpi panjang terealisasi. Semoga pembangunan lancar sesuai jadwal,” ujar Dekan Fapet UGM, Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA., IPU., ASEAN. Eng, dalam acara peletakan batu pertama gedung ASLC, Jumat (18/10).

Dekan menyampaikan terima kasih kepada pimpinan universitas yang telah memberikan dukungan selama proses persiapan pembangunan gedung. read more

Potensi bisnis sarang burung walet sangat tinggi terlebih Indonesia merupakan produsen terbesar sarang burung walet. Namun, sisi keilmuannya belum banyak dilirik oleh dunia akademisi.

Hal tersebut diungkapkan oleh Dekan Fakultas Peternakan (Fapet) UGM, Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA., IPU., ASEAN. Eng  ketika membuka Seminar Nasional Burung Walet “Potensi Bisnis dan Keilmuan Budidaya Burung Walet di Indonesia”, Kamis (17/10) di kampus Fapet UGM

“Potensinya tinggi tetapi kampus belum banyak yang care. Harga 50 gram sarang burung walet atau setara 1 butir telur sebesar 1,2 juta rupiah. Harga sarang yang baru saja keluar dari kandang sebesar 8-12 juta rupiah, tergantung kualitasnya. Setelah diproses, dapat diekspor dengan harga 70-75 juta rupiah per kilo,” ujar Ali. read more

Indonesia telah mengalami kekalahan dalam sidang WTO soal perkara daging ayam Brasil. Pasca putusan tersebut, Indonesia harus membuka pintu pada produk unggas asal Brasil untuk di jual di Indonesia. Banyak pihak termasuk para peternak unggas dalam negeri khawatir akan keputusan tersebut, lantas apa yang bisa kita lakukan?

Fakultas Peternakan (Fapet) UGM bekerja sama dengan Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Tana Tidung mengembangkan aplikasi pencatat hewan ternak Sipedet (Sistem Pengembangan Peternakan dan Kesehatan Hewan Terpadu). Sipedet merupakan sistem informasi pertama di Indonesia yang membantu pendataan ternak di wilayah Kabupaten Tana Tidung. Aplikasi ini dapat diakses melalui komputer atau HP tanpa harus membuka web browser karena telah didukung fitur progressive webapp.

“Dengan menggunakan aplikasi Sipedet, peternak dapat menyimpan berbagai data mengenai ternak, antara lain data identitas ternak, distribusi ternak, stock opname ternak, kesehatan ternak, dan undang-undang mengenai peternakan,” ujar Galuh Adi Insani, S.Pt., M.Sc., dosen Fapet UGM selaku salah satu tim pengembangan aplikasi Sipedet, Jumat (11/10) di kampus Fapet UGM. read more