KKN UGM Berdayakan Masyarakat Maluku

Tahun 2024 UGM melepas 7.126 mahasiswa KKN ke berbagai wilayah di seluruh Indonesia yang terdistribusi acak dari Sabang sampai Merauke. UGM sebagai universitas nasional tertua membawa semangat persatuan kebangsaan. Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) sejalan dengan semangat Gajah Mada yaitu pemersatu Nusantara. Oleh karena itu, program KKN yang merupakan kegiatan akademik juga tidak lepas dari suatu semangat bahwa UGM menjadi perekat dan pemersatu Nusantara. Suatu semangat yang dalam bahasa kekinian lebih dikenal dengan istilah kebangsaan.

Salah satu KKN dari lebih dari 7.000 ribu mahasiswa yang dilepas UGM ditempatkan di Kecamatan Air Buaya, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku. Ada 30 mahasiswa yang ditempatkan di tiga desa yaitu Air Buaya, Waemangit, dan Waepure masing-masing 10 mahasiswa dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Prof. Dr. Ir. Bambang Suwignyo, S.Pt, MP, IPM, ASEAN Eng dari Fakultas Peternakan UGM.

Sara, Acha dan Adrian sebagai mahasiswa kordinator sub unit masing-masing desa menyampaikan bahwa hasil pemetaan menjadikan mahasiswa KKN merumuskan program aksi untuk kegiatan KKN berupa hilirisasi program.

“Targetnya agar ada nilai tambah dari komoditas yang ada di lokasi KKN,”papar Sara, Minggu (28/7).

Bambang Suwignyo menambahkan seringkali diperlukan pandangan dari pihak ekternal berkaitan dengan potensi wilayah. Hal tersebut disebabkan karena masyarakat setempat terlalu terbiasa dengan apa yang ada, sehingga melihat segala sesuatu biasa saja. Sementara dari eksternal melihat suatu wilayah baru, boleh jadi lebih jeli melihat sesuatu yang sebenarnya luar biasa meskipun sudah biasa berada di tengah masyarakat tersebut.

“Mahasiswa KKN dengan bekal keilmuannya diyakini mampu memetakan potensi unggulan wilayah berbasis semangat kebangsaan,”kata Bambang.

Pada Sabtu 27 Juli 2024 saat lokasi KKN dikunjungi oleh koordinator wilayah (Korwil) KKN Maluku Papua, Prof.Dr. Ir. Ambar Kusumandari, mendapat suguhan produk dari masyarakat hasil pelatihan dengan KKN berupa sirup pala, selai pala, permen coklat, tepung mocaf, dan tahu tuna. Sementara produk hilir yang baru tahap sosialisasi kepada masyarakat saat dikunjungi Korwil KKN adalah briket charcoal dan gula semut.

“Adanya dana desa harapannya desa akan mampu melanjutkan program peningkatan nilai tambah berbagai komoditas unggulan tersebut untuk generate income masyarakat baik dalam rumah tangga maupum dalam bisnis kolektif misal melalui BUMDes,”harap Ambar.

Sumber dan Foto: Bambang Suwignyo

Editor: Satria

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.