Dosen Fapet UGM Teliti Peptida Bioaktif dari Kolagen Alami

Guru Besar bidang Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan UGM, Prof. Ir. Yuny Erwanto, S.Pt., M.P., Ph.D., IPM, bersama The Institute of Agrochemistry and Food Technology (IATA) Spanyol melakukan riset dan publikasi pengembangan peptida bioaktif dari protein kolagen yang diisolasi dari ternak kambing sebagai suplemen kesehatan.

Yuny menuturkan gelatin merupakan polipeptida yang diperoleh melalui hidrolisis kolagen yang merupakan kandungan terbesar pada kulit, tulang dan jaringan penghubung hewan. Sementara untuk kerja sama terkait pengembangan peptida bioaktif ini, kata Yuny, difokuskan pada kulit kambing dan domba yang diambil melalui isolasi gelatin dan kolagen.

“Nah, protein pada kulit ini yang nantinya akan menjadi peptida bioaktif atau yang biasa dipasarkan dengan nama oligopeptida,”kata Yuny, Rabu (8/5).

Ia menambahkan kolagen merupakan protein struktural yang penting dalam tubuh, terutama dalam pembentukan jaringan ikat, termasuk kulit. Yuny mengatakan dengan memanfaatkan sumber kolagen alami seperti kulit kambing dan domba, para peneliti dapat mengidentifikasi dan mengisolasi beberapa oligopeptida bioaktif yang memiliki potensi untuk meningkatkan kesehatan terutama untuk mengurangi risiko darah tinggi.

Sementara itu, awal mula kerja sama dengan IATA Spanyol ini dimulai dari program Fakultas Peternakan UGM yang sering mengadakan kuliah tamu secara daring dengan  menghadirkan salah satu peneliti IATA, Fidel Toldrá. Toldrá adalah peneliti di IATA yang saat ini memiliki 552 dokumen dengan h-indeks tertinggi yaitu 74 dan berfokus pada peptida bioaktif.

“Ada kecocokan penelitian kami soal kolagen sehingga kerja sama kita teruskan,”urainya.

Sebagai gambaran, produksi gelatin global diperkirakan akan mencapai 696,1 metrik ton pada tahun 2027 sebagaimana laporan dari Reportlinker Internasional. Sementara itu, Indonesia merupakan negara pengimpor gelatin dan kolagen.

Potensi Indonesia juga cukup besar dalam memproduksi kolagen sebagaimana laporan BPS yaitu di tahun 2019 terdapat 1,1 juta ekor pemotongan sapi dan jumlah itu akan terus meningkat.

“Diperkirakan akan terus naik jumlahnya sehingga potensinya cukup besar,”kata Yuny yang juga Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Kerja Sama Fapet UGM.

Penulis: Humas Fapet/Satria

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.