Peningkatan jumlah kotoran sapi tanpa adanya pengolahan yang tepat dapat menimbulkan pencemaran udara. Dalam rangka pemanfaatan limbah kotoran sapi yang melimpah, mahasiswa KKN-PPM UGM Periode 2 melaksanakan program pelatihan bersama warga Pedukuhan Gegunung, Kelurahan Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kuloprogo. Kegiatan pelatihan pembuatan pupuk kompos dengan memanfaatkan kotoran sapi dipelopori oleh Alya Tasyarofa dari Fakultas Peternakan UGM dengan bimbingan Ganies Riza Aristya, S.Si., M.Sc., Ph.D selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Acara ini dilaksanakan hari Minggu, 9 Juli 2023 bersama warga di Pedukuhan Gegunung yang turut hadir dengan antusias.
Kompos merupakan produk hasil dari dekomposisi bahan organik kompleks menjadi sederhana dengan memanfaatkan mikroorganisme pengurai. Selain mampu memperbaiki kerusakan tanah akibat penggunaan pupuk anorganik, pengomposan juga mampu menghilangkan bau feses dan menyediakan bahan organik untuk tanaman. Proses pengomposan mudah dikerjakan dan tidak membutuhkan biaya yang besar. Untuk pembuatan pupuk menggunakan 50 kg kotoran sapi, dibutuhkan 2 kg sekam, 2 kg kapur, serta campuran starter berupa 1 tutup botol EM4, 250 ml molases, dan 250 ml air. Alya menyampaikan bahwa setelah proses pencampuran, pupuk harus ditutup rapat dan dilakukan pembalikan setiap minggu selama 1 bulan.
Masyarakat merasa puas sekaligus antusias dengan program pelatihan pembuatan pupuk kompos oleh mahasiswa KKN PPM UGM. Puji Lestari, salah satu warga sekaligus ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) yang menjadi peserta pelatihan, mengungkapkan dengan adanya pembuatan pupuk kompos akan mengurangi limbah dan pencemaran udara akibat bau. “Kegiatan pelatihan ini sangat bermanfaat jika diterapkan di lingkungan Pedukuhan Gegunung terutama untuk mendukung kegiatan kelompok tani yang mana pupuk nantinya akan digunakan untuk media tanam. Saya berharap dengan adanya pelatihan ini pengolahan limbah kotoran sapi dapat terus berjalan”, ungkap Puji Lestari. Oleh karena itu dengan adanya pelatihan ini, harapannya warga di Pedukuhan Gegunung mampu memanfaatkan kotoran sapi menjadi produk kompos yang memiliki nilai jual lebih tinggi. (Prisil/Sekretariat)