Legetan, Gulma Potensi Pakan Ternak Bernutrisi Tinggi

Selama ini gulma di padang rumput merupakan jenis tumbuhan yang merugikan produktivitas ternak baik secara langsung maupun tidak langsung. Biasanya gulma padang penggembalaan merupakan tumbuhan yang tidak palatabel, berkayu dan atau beracun. Legetan salah satunya. Legetan yang dalam bahasa latinnya Synedrella nodiflora selama ini juga dikenal dengan nama Babadotan Lalaki, jukut berak kambing, jukut gendreng, bruwan, gletang warak, krasuk, serunen, dan gofumakeang.

Namun demikian, menurut Dosen Fakultas Peternakan UGM, Prof. Ir. Bambang Suwignyo, S.Pt., MP., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., legetan ini menjadi salah satu jenis gulma yang baik untuk pakan ternak karena memiliki nutrisi yang baik.

“Legetan mengandung protein kasar sebesar 20 persen,”papar Bambang, Selasa (28/5).

Bambang menjelaskan legetan ini jenis gulma yang dapat tumbuh baik meskipun berada di bawah naungan. Legetan juga dapat tumbuh kembali setelah pemotongan, dengan tingkat nutrisi yang tidak mengalami penurunan. Legetan juga dapat menjadi pakan yang dapat digunakan untuk boster kesuburan ternak baik untuk ternak kelinci, ruminasia kecil (kambing dan domba) dan ruminansia besar (kerbau, sapi).

“Produksi segarnya bisa mencapai 15 ton/ha dan dapat dipanen lagi setelah dipotong 1 bulan kemudian dengan produksi yang sama,”urainya.

Lebih jauh Bambang menuturkan Synedrella nodiflora L berasal dari Amerika tropis dan telah menjadi tumbuhan pengganggu yang umum di pulau Jawa, khususnya tempat-tempat yang sedikit terlindung.

S. nodiflora tumbuh di semua habitat tropis dan subtropis di mana ada kelembaban tanah yang cukup untuk perkecambahan maka biji akan tumbuh dengan cepat, pertumbuhan, berbunga dan siap menjadi benih. Tanaman ini memiliki kemampuan tumbuh di bawah sinar matahari penuh, spesies ini lebih suka/cocok di area yang terdapat cahaya atau celah cahaya.

“Legetan mampu tumbuh sampai ketinggian 1200 m DPAL di Indonesia. Tanaman ini berkembang biak hanya dengan biji, satu tanaman kadang-kadang mampu memproduksi lebih dari 6.000 biji,”pungkasnya.

 

Penulis: Humas Fapet/Satria

Foto: Bambang Suwignyo

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.