Fapet UGM-Tokyo University of Agriculture Gelar Sharing Session tentang Studi dan Penelitian di Jepang

Program Studi Pascasarjana Fakultas Peternakan (Fapet) UGM menggandeng Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Doktoral Fakultas Peternakan UGM menyelenggarakan kegiatan sharing session dengan topik “Sharing Session and Doing Research in Japan.” Acara tersebut dilaksanakan pada Jumat, 28 September 2024 secara luring. Habibi Nasratullah, Ph.D. (candidate), mahasiswa Ph.D program International Agricultural Development di Tokyo University of Agriculture, yang juga seorang dosen bidang ilmu tanaman di Balkh University, Afghanistan membagikan pengalamannya selama studi dan riset di Jepang.

Dr. Ir. Endy Triyannanto, S.Pt., M.Eng., IPM., ASEAN Eng. selaku Sekretaris Program Studi Pascasarjana Fakultas Peternakan UGM menuturkan acara ini menjadi ajang untuk mendapatkan informasi terkini terkait peluang kerja sama penelitian, beasiswa, dan studi di Jepang. Selain mahasiswa asal Indonesia, acara ini juga dihadiri oleh dua mahasiswa asing dari Vietnam.

“Acara ini diselenggarakan sebagai bentuk dukungan program studi untuk mahasiswa pascasarjana baik program magister dan doktor dalam bentuk international exposure. Harapannya, kegiatan ini dapat memfasilitasi mahasiswa dalam jejaring internasional terkait studi dan riset,” papar Endy.

Wasir Ibrahim, S.Pt.,M.Si. selaku Ketua HMP Doktoral Fakultas Peternakan UGM dalam sambutannya turut menyampaikan apresiasinya terhadap mahasiswa dan program studi yang telah membantu jalannya acara sharing session.

Sementara itu, Habibi Nasratullah selaku narasumber dalam acara kali ini memaparkan terkait penelitiannya yang berjudul “Potential of Seed Priming to Enhance Physiological and Biochemical Attributes of Tomato Under Salt Stress.” Lebih lanjut, Habibi juga membagikan ceritanya dalam mengatasi culture shock ketika tinggal di Jepang.

“Beberapa budaya di Jepang itu berbeda dengan Afghanistan. Saya perlu beradaptasi dengan cara makan dan menu makanan di Jepang yang selalu menggunakan sumpit dan porsi makanan yang lebih sedikit dibandingkan ketika hidup di Afghanistan,” ujar Habibi. Habibi mengungkapkan bahwa dirinya sudah tinggal lama di Jepang untuk studi S2 dan S3 sehingga mulai beradaptasi dengan kebiasaan makan tersebut.

Hal-hal menarik yang turut menjadi bahan diskusi antara lain mengenai pemanfaatan matcha untuk mengatasi alergi pollen, potensi kolaborasi riset bidang peternakan dan pertanian antara Indonesia-Jepang-Afghanistan, serta tips dan peluang beasiswa untuk studi lanjut di Jepang.

“Penelitian yang bisa dilaksanakan terkait nutrisi ternak antara lain penelitian yang menggunakan rumput alfalfa (Medicago sativa) dan pakan ternak dengan bahan dasar jagung,” ungkap Habibi.

Terkait dengan beasiswa, beberapa beasiswa untuk belajar di Jepang dapat diperoleh dengan menggunakan surat rekomendasi profesor di Jepang. Beasiswa yang ditawarkan untuk studi di Jepang diantaranya MEXT (Monbukagakusho) dan JICA (Japan International Cooperation Agency). Habibi merupakan penerima beasiswa JICA saat melangsungkan studi S2 di Jepang.

 

Sumber: Endy

Editor: Satria

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.