Mahasiswa Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali mencatatkan prestasi gemilang dalam lomba Agritech Innovations Competition 2024 yang diselenggarakan oleh Universitas Sriwijaya. Tim yang terdiri dari Bangkit Setiyoko (Ketua Tim), Anjeli Astriani (Anggota 1), dan Dini Aruni Karunia Romadhoni (Anggota 2) di bawah bimbingan Ir. Nanung Danar Dono, S.Pt., M.P., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., berhasil menyabet gelar juara 1 dalam cabang lomba Esai. Tim ini juga berhasil menyabet gelar sebagai Best Presentation dan Best Paper sehingga cukup lengkap prestasi yang diraih tim Fapet UGM.
Lomba tersebut mempunyai tema besar: “Innovating the Future: Pioneering Sustainable Agricultural Technology for a Resilient Future“. Sub tema yang dilombakan antara lain; Inovasi Pangan Lokal; Ketahanan Pangan; Inovasi Bioteknologi Pangan; Sistem Pertanian Berkelanjutan; Peran loT (Internet of Things) dalam Pertanian Cerdas dan Inovasi Teknik Irigasi Pertanian.
Tema ini dipilih untuk mendorong dan meningkatkan kreativitas serta inovasi mahasiswa seluruh Indonesia di bidang teknologi pertanian sebagai wadah mengeksplorasi dan mempresentasikan ide-ide inovatif yang dapat berkontribusi pada perkembangan teknologi pertanian, serta untuk memajukan pengetahuan dan aplikasi teknologi pertanian di Indonesia.
“Inovasi tim yakni solusi revolusioner untuk menjaga kesegaran dan kualitas hasil produksi pascapanen secara optimal. Produk ini menggabungkan teknologi nano dalam bentuk edible coating (bagian yang dapat dimakan) dengan sistem Artificial Intelligence (AI) dan pembelajaran mesin (Machine Learning) untuk memberikan pemantauan langsung dan real-time terhadap kondisi buah dan sayuran,”kata Bangkit, Senin (21/10).
Sistem AI dan Machine Learning, kata Bangkit, memantau perubahan kondisi buah-buahan secara langsung, mengenali pola perubahan seiring waktu, dan memberikan informasi real-time melalui aplikasi seluler terhubung. Produsen maupun konsumen dapat dengan mudah memantau umur simpan, kandungan nutrisi, tingkat kematangan, dan perubahan yang mengindikasikan kerusakan buah dan sayur.
“Produk pertanian adalah produk yang mudah rusak (perishable). Jika tidak ditangani dengan baik, produk pertanian akan cepat mengalami penurunan kualitas dan kuantitas. Maka dari itu kami mengembangkan SmarSeal sebagai solusi atas permasalahan ini,”urai Bangkit.
Ia menjelaskan inovasi SmarSeal dilengkapi dengan teknologi AI dan Machine Learning yang dapat diakses melalui Android maupun iOS. Melalui pengembangan teknologi yang berkembang saat ini, petani tidak perlu khawatir akan penurunan kuantitas dan kualitas dari produk pascapanen mereka. SmartSeal menciptakan lapisan pelindung yang efektif dalam memperpanjang masa simpan dan menjaga kualitas produk pertanian. SmartSeal tidak hanya memberikan solusi teknis, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian Suistainable Development Goals (SDGs).
Kompetisi ini diperlombakan dalam kurun waktu 26 Juli-4 Oktober 2024. Sementara pemberian penghargaan baru dilakukan pada 20 Oktober 2024.
Sumber: Tim mahasiswa Fapet
Editor: Satria