
Permintaan daging diprediksi akan naik secara signifikan, terutama di akhir ramadan dan saat idulfitri. Dosen Fakultas Peternakan (Fapet) UGM, Ir. Edi Suryanto, M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., mengatakan daging ayam dan sapi akan lebih banyak dikonsumsi untuk hidangan berbuka, sahur dan lebaran. Selain itu, produk susu dan telur juga meningkat, terutama untuk pembuatan kue dan makanan yang praktis.
“Daging olahan seperti sosis, kornet, dan nuget lebih sering dikonsumsi karena kemudahannya. Sementara saat mendekati lebaran, konsumsi daging merah melonjak karena persiapan untuk hidangan perayaan seperti rendang dan gulai,”papar Edi, Kamis (20/3).
Menurut Edi, terdapat beberapa alasan peningkatan konsumsi daging sebagai menu spesial karena banyak keluarga menginginkan memasak hidangan istimewa saat lebaran, seperti rendang, opor, atau sate. Selain itu, makanan berbasis daging ini dianggap dapat membantu menjaga stamina saat ramadan.
“Kaitannya dengan kebutuhan energi yang lebih besar maka daging dinilai mengandung protein hewani yang membantu menjaga stamina,”imbuhnya.
Dengan meningkatnya permintaan dan konsumsi daging tersebut, Edi Suryanto mengingatkan adanya risiko yang ditimbulkan. Risiko mengonsumsi daging dan produknya secara berlebihan yakni munculnya gangguan pencernaan dan kolesterol tinggi. “Selain kolesterol dan gangguan pencernaan, konsumsi serat, sayur dan buah juga menurun,”papar Edi.
Untuk itu Edi berharap agar masyarakat mengonsumsi daging secukupnya dan memilih bagian yang rendah lemak. Selain itu, perlu memperbanyak mengonsumsi sayur dan buah. “Jangan lupakan air putih yang cukup untuk membantu metabolisme dan mencegah dehidrasi,”pungkasnya.
Penulis: Satria
Foto: Freepik.com