Pakar Peternakan UGM: Jamin Kesejahteraan Hewan Kurban!

Dosen Fakultas Peternakan UGM, Prof. Ir. Panjono, S.Pt., M.P., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., mendorong dijaminnya kesejahteraan hewan kurban. Menurut Panjono salah satu titik kritis terkait kesejahteraan ternak kurban adalah saat penampungan ternak di masjid, sekolah, kantor, dan sebagainya, sebelum ternak disembelih.

“Kita harus memastikan bahwa ternak bisa beristirahat dengan tenang dan nyaman. Jangan sampai suasana penampungan terlalu gaduh sehingga mengganggu ketenangan ternak,” kata Panjono, Jumat (16/5).

Selain itu, pengikatan ternak harus diperhatikan agar cukup kuat sehingga tidak lepas dan berkelahi antar ternak. Posisi patok dan panjang tali ikatan juga harus diperhatikan agar ternak bisa dengan nyaman tanpa terbelit ataupun tercekik karena posisi dan panjang tali yang tidak pas. Jika ternak berada di penampungan lebih dari 6 jam, sebaiknya ternak diberi minum supaya tidak kehausan.

Menjelang Idul Adha, Panjono juga berpesan agar masyarakat lebih jeli dan tidak sembarangan dalam memilih hewan kurban terutama sapi dan domba. Syarat utama dalam memilih sapi dan domba kurban yang perlu menjadi perhatian adalah sehat dan tidak cacat. Ternak yang sehat bisa dilihat dari penampilan fisik maupun tingkah lakunya.

Penampilan fisik ternak yang sehat antara lain; mulut bersih segar tidak berbusa atau berbau; mata jernih bersih bersinar tidak sayu, berwarna putih keruh atau merah, serta tidak ada kotoran putihnya (atau dalam Bahasa Jawa blobok); dan pantat maupun anus juga bersih tidak ada kotoran yang menempel di sekitarnya.

“Kalau sapi mencret jelas itu tanda-tanda sakit,”terang Panjono.

Sementara dari tingkah laku, ternak yang sehat akan terlihat cukup aktif dan tidak lesu. Selain itu, ternak ruminansia (seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba) yang sehat ditandai dengan adanya aktivitas memamah biak (atau nggayemi dalam Bahasa Jawa).

 

Penulis: Satria

Foto: Ilustrasi sapi untuk kurban