Fapet UGM Dorong Pengembangan Industri Kulit Ramah Lingkungan

Proyek ELEGTEC (Enhancing Sustainable and Green Leather Technology in Indonesia) menggelar pertemuan perdana Advisory Committee untuk membahas strategi pengembangan industri penyamakan kulit di Indonesia, Jumat (27/9). Pertemuan ini dihadiri oleh perwakilan dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk ahli industri dan akademisi dengan tujuan utama membahas langkah-langkah yang diperlukan untuk memajukan industri kulit Indonesia melalui penerapan teknologi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Prof. Ir. Yuny Erwanto, S.Pt., MP., Ph.D., IPM., koordinator proyek dari Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM), menyatakan bahwa kolaborasi ini diharapkan akan mendorong terciptanya sinergi antara akademisi, pemerintah, dan industri dalam memajukan teknologi penyamakan kulit yang berkelanjutan di Indonesia.

“Hasil dari pertemuan ini diharapkan akan memberikan landasan kuat untuk transformasi industri kulit Indonesia, menjadikannya lebih kompetitif di pasar internasional dengan penerapan teknologi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,”kata Yuny, Rabu (2/10).

Menurut Yuny, proyek ELEGTEC yang didukung oleh program Erasmus+ bertujuan untuk membangun Pusat Keunggulan Teknologi Kulit Berkelanjutan di tiga universitas di Indonesia. Pusat-pusat ini diharapkan dapat menjadi motor penggerak dalam memberikan pelatihan profesional, riset teknologi modern, dan pengelolaan limbah, serta mendukung peningkatan daya saing produk kulit Indonesia di pasar global.

“Poin-poin utama yang dibahas dalam pertemuan ini antara lain tentang tantangan utama industri kulit, standarisasi ekspor kulit dan kolaborasi lintas sektor,” imbuh Yuny yang juga Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama tersebut.

Komite dalam pertemuan ini juga menyoroti pentingnya pengadopsian teknologi hijau untuk mengatasi masalah keberlanjutan lingkungan dan daya saing, khususnya di kalangan usaha kecil dan menengah (UKM).

Selain itu, salah satu rekomendasi utama dari pertemuan ini adalah ajakan untuk berkolaborasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (KESMAVET) untuk memastikan bahwa industri kulit Indonesia tidak hanya berorientasi pada produksi, tetapi juga berkomitmen pada praktik yang ramah lingkungan dan sesuai dengan standar kesehatan masyarakat.

Sumber: Yuny
Editor: Satria
Foto: Margiyono

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.