Pengembangan Makroalga Sebagai Alternatif Antiparasit Berkelanjutan

Tantangan utama yang dihadapi oleh peternak ruminansia kecil di Indonesia, yaitu kerugian ekonomi akibat infeksi parasit saluran pencernaan, khususnya pada domba. Untuk itu diperlukan pemikiran sekaligus terobosan alternatif alami untuk mengurangi ketergantungan terhadap antelmintik sintetis. Hal ini dikemukakan oleh Awistaros Angger Sakti saat mempertahankan disertasinya berjudul Pengembangan Makroalga Tropis Sebagai Antiparasit Alami Untuk Ternak Ruminansia, Senin (14/7).

Disertasi yang dipertahankan tersebut di bawah bimbingan tim promotor Prof. Dr. Ir. Kustantinah, DEA., IPU, Prof. Ir. Bambang Suwignyo, S.Pt., M.P., Ph.D., IPM., ASEAN Eng dan Prof. Ahmad Sofyan, S.Pt., M.Sc., Ph.D.

Hadir sebagai penguji, yaitu Ir. R. Ahmad Romadhoni Surya Putra,  S.Pt., M.Sc. Ph.D., IPU., ASEAN Eng., Prof. Dr. Ir. Chusnul Hanim, M.Si., IPM., ASEAN Eng, Prof. Ir. Panjono, S.Pt., M.P., Ph.D., IPM., ASEAN Eng, Prof. Dr.med.vet. drh. Raden Wisnu Nurcahyo, Dr. Ir. Asih Kurniawati, S.Pt., M.Si., IPM dan Prof. Dr. Ir. Gunawan, M.S.

Awistaros menambahkan penelitian yang dilakukan berusaha mengeksplorasi potensi makroalga laut tropis sebagai agen antiparasit alami yang diharapkan dapat memberikan perspektif baru dalam pengembangan pengobatan antiparasit berbasis metabolit sekunder.

“Alternatif alami ini diharapkan mampu mengurangi ketergantungan terhadap antelmintik sintetis, mengatasi peningkatan resistansi parasit terhadap obat konvensional, serta meningkatkan keamanan pangan dari produk asal ternak,”papar Awistaros.

Ia menjelaskan penelitiannya dilakukan dalam tiga tahap sejak 18 April 2023 hingga akhir Maret 2025 di beberapa lokasi riset, termasuk Pantai Sepanjang di Kabupaten Gunungkidul, Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Fakultas Peternakan (Fapet) UGM, serta kandang penelitian domba milik mitra di Kabupaten Bantul. Sampel makroalga dikoleksi dari Pantai Sepanjang, Kabupaten Gunungkidul, pada koordinat 8°08’14.9″ Lintang Selatan dan 110°34’07.9″ Bujur Timur.

“Dari hasil penelitian terlihat bahwa ekstrak makroalga khususnya C. vieillardii menunjukkan potensi antiparasitnya dengan menghambat motilitas cacing dewasa dan penetasan telur parasit H. contortus, yang berkaitan dengan keberadaan senyawa flavonoid, fenolik, florotanin, dan saponin,”paparnya.

Selain manfaat praktis bagi peternak, imbuh Awistaros, karya ini diharapkan dapat berkontribusi pada industri farmasi hewan, khususnya bagi pihak-pihak yang tertarik mengembangkan produk alami yang mendukung praktik peternakan berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Penulis: Satria

Foto: Tim Pascasarjana Fapet