Guru Besar Fapet UGM Dorong Penggunaan Fitobiotik Untuk Tingkatkan Kualitas Produk Hasil Ternak

Guru Besar Fakultas Peternakan (Fapet) UGM, Prof. Dr. Ir. Chusnul Hanim, M.Si., IPM., ASEAN Eng., menggagas pemanfaatan fitobiotik sebagai feed additive dalam pakan ternak untuk meningkatkan kualitas pakan, kesehatan ternak dan produk ternak. Hal ini ditegaskan oleh Hanim saat menyampaikan pidato pengukuhan guru besar Bidang Biokimia Nutrisi Ternak di Balai Senat UGM, Selasa (10/6). Pada kesempatan itu, Hanim memaparkan pidatonya yang berjudul Fitobiotik dan Aplikasinya Untuk Peternakan Masa Depan: Produktivitas, Kualitas Produk Hasil Ternak dan Emisi Metan.

“Pemanfaatan fitobiotik sebagai feed additive menjanjikan manfaat luas. Hal ini sejalan dengan adanya larangan penggunaan antibiotic growth promoters (AGP) dalam pakan ternak,”ujar Hanim.

Ia menjelaskan pelarangan penggunaan AGP dalam imbuhan pakan ternak karena melihat dampak negatif penggunaannya bagi kesehatan manusia. Antibiotik diberikan ke ternak melalui pakan atau air minum, sekitar 75% antibiotik tersebut tidak mampu dimanfaatkan oleh ternak dan akan dibuang melalui urine dan feses. Hal ini dapat menyebabkan pencemaran lingkungan sekitarnya dan kemungkinan menjadi masalah eutrofikasi.

“Penggunaan antibiotik yang berlebihan dapat menyebabkan ternak resisten terhadap antibiotik sehingga berdampak lebih lanjut pada peningkatan masalah kesehatan bagi ternak dan manusia,”ungkapnya.

Menurutnya, fitobiotik merupakan senyawa metabolit sekunder yang diproduksi oleh tanaman sebagai produk alami yang bermanfaat untuk kesehatan. Indonesia sebagai negara megabiodiversitas, memiliki kekayaan flora yang melimpah dengan sekitar 30.000 spesies tanaman, dan sekitar 9.600 di antaranya memiliki khasiat obat. Kekayaan ini menjadikan Indonesia sebagai sumber potensial berbagai senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tanaman. “Ada tanaman yang mengandung fitobiotik dalam daun, biji maupun buah seperti lamtoro, pala, sirih, nyamplung, kunyit, dll,”kata Hanim.

Pemanfaatan fitobiotik untuk pakan ternak ini, kata Hanim, juga mempunyai potensi untuk menurunkan emisi metan dari ternak ruminansia. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak tanaman dan campuran herbal dalam pakan ternak ruminasia mampu menurunkan emisi metan. Hanim mencontohkan penambahan minyak atsiri dari sereh, rosemary, sage, thyme, atau cengkeh (125-500 mg/l) mampu menurunkan emisi metan, demikian juga dengan penambahan saponin dari Saponaria officinalis mampu menurunkan metan tanpa memengaruhi fermentasi dalam rumen secara in vitro.

Dengan pengukuhan guru besar hari ini maka Chusnul Hanim tercatat sebagai salah satu dari 532 guru besar aktif di UGM serta 26 guru besar aktif dari 52 guru besar yang dimiliki Fapet UGM.

 

Penulis: Satria

Foto: Margiyono