
Setelah menyelesaikan pelatihan di Izmir, Turki, Program Erasmus+ ELEGTEC (Enhancing Sustainable and Green Leather Technology in Indonesia) kembali menyelenggarakan pelatihan internasional lanjutan di Departemen Teknik Kimia, National Technical University of Athens (NTUA), Yunani. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 28 Juni hingga 12 Juli 2025 dan diikuti oleh mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Hasanuddin (UNHAS), dan Universitas Mataram (UNRAM).
Pelatihan ini secara resmi dibuka oleh Prof. Constantina Kollia selaku Koordinator ELEGTEC dari NTUA. Dalam sambutannya, Prof. Kollia menegaskan pentingnya penguasaan teknik analisis kimia instrumental sebagai fondasi dari industri kulit modern yang ramah lingkungan.
“Analisis kimia instrumental adalah dasar penting dalam pengawasan mutu dan perlindungan lingkungan. Teknik seperti AAS, GC-MS, dan lain sebagainya tidak hanya digunakan untuk memastikan kualitas produk kulit, tetapi juga sangat penting dalam memantau limbah dan dampak lingkungan yang dihasilkan industri. Saya berharap mahasiswa dari Indonesia dapat memanfaatkan pelatihan ini untuk mengembangkan industri penyamakan kulit yang lebih bersih, bertanggung jawab, dan berkelanjutan di masa depan,” ujar Prof. Kollia.
Selama dua minggu pelatihan, para peserta mendalami berbagai materi yang berkaitan dengan analisis instrumental, pengelolaan lingkungan, dan keberlanjutan industri kulit. Sesi pelatihan mencakup praktik langsung penggunaan alat seperti Atomic Absorption Spectroscopy (AAS), Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS), Inductively Coupled Plasma Optical Emission Spectroscopy (ICP-OES), serta pengenalan terhadap sistem manajemen lingkungan melalui analisis parameter fisikokimia.
Di laboratorium, peserta melakukan pengukuran pH, konduktivitas, serta penentuan nilai Chemical Oxygen Demand (COD), Biochemical Oxygen Demand (BOD), Total Organic Carbon (TOC), hingga deteksi kadar Cr6+ dalam limbah cair. Uji-uji ini merupakan indikator penting dalam mengevaluasi dampak proses penyamakan kulit terhadap lingkungan.
Sebagai bagian dari kegiatan lapangan, peserta juga berkunjung ke Lavrion Technological & Cultural Park of NTUA yang dikenal sebagai pusat penelitian multidisipliner yang mengintegrasikan ilmu teknik, lingkungan, dan budaya. Kunjungan ini memperkuat pemahaman peserta tentang bagaimana pendekatan teknologi dapat diterapkan untuk mendukung pengolahan limbah industri penyamakan kulit yang lebih inovatif dan beretika, serta memperlihatkan potensi kolaborasi lintas bidang untuk keberlanjutan industri.
Mahasiswa SI Fakultas Peternakan (Fapet) UGM, Azfa, menilai pelatihan tersebut semakin memperluas wawasannya. “Alat dan metode yang dipelajari ternyata aplikatif tidak hanya untuk industri penyamakan kulit, tapi juga sangat relevan dalam bidang lingkungan, pangan, bahkan kesehatan masyarakat. Hal ini membuat saya semakin yakin bahwa ilmu analitik kimia adalah bekal penting untuk masa depan yang berkelanjutan,”kata Azfa.
Menurut Azfa, pengalaman ini juga memperkuat kesadaran akan pentingnya pendekatan lintas disiplin dalam menyelesaikan persoalan industri berbasis bahan alami, termasuk kulit.
Keikutsertaan mahasiswa dalam pelatihan ini menunjukkan komitmen Fapet UGM dalam memperkuat kapasitas akademik dan profesional mahasiswa melalui kolaborasi internasional, khususnya dalam isu keberlanjutan industri hasil ternak dan kulit.
Sebagai lanjutan dari rangkaian pelatihan ELEGTEC, para mahasiswa akan melanjutkan training ke Pisa, Italia, pada 14–25 Juli 2025. Di sana, mereka akan mempelajari lebih dalam tentang green tannery processes dan penerapan circular economy dalam industri kulit dimana hal tersebut merupakan sebuah pendekatan yang menekankan efisiensi sumber daya dan minimalisasi limbah demi masa depan industri penyamakan kulit yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Sumber: Zainal
Editor: Satria