Mahasiswa Fapet UGM Harus Responsif Tanggapi Isu-isu Nasional

Mahasiswa pascasarjana Fakultas Peternakan (Fapet) UGM diminta responsif dan berpartisipasi dalam menanggapi isu-isu peternakan maupun kesehatan hewan di tanah air. Hal ini ditegaskan oleh Dekan Fapet UGM, Prof. Ir. Budi Guntoro, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., saat memberikan sambutan pada Penerimaan Mahasiswa Baru Semester Genap Tahun Akademik 2024/2025 Prodi Magister Ilmu Peternakan, Doktor Ilmu Peternakan dan Program Profesi Insinyur di R. Auditorium drh. R. Soepardjo, Senin (18/2).

“Jangan hanya isu-isu akademik tetapi juga non akademik maupun isu-isu nasional, Anda sekalian harus tampil dan berpartisipasi memberi solusi,”pesan Budi.

Budi mengingatkan 5 pilar kesejahteraan hewan yang harus diperhatikan oleh SDM peternakan, yakni bebas dari rasa lapar dan haus, bebas dari rasa sakit, bebas dari penganiayaan, bebas melakukan perilaku alami dan bebas dari perlakuan kasar dan pembunuhan.

Selain di tanah air, kata Budi, partisipasi SDM peternakan di kancah internasional pun sangat diperlukan.

“Hal ini sejalan dengan fokus pemerintah saat ini dalam menangani persoalan krisis pangan global. Maka jejaring nasional maupun internasional sangat diperlukan,”imbuh Dekan.

Pada semester ini, Fapet UGM menerima 27 orang mahasiswa jenjang magister, 8 orang mahasiswa doktor dan 107 mahasiswa insinyur. Ketua Program Studi Magister Ilmu Peternakan, Prof. Ir. Nafiatul Umami, S.Pt., M.P., Ph.D., IPM., ASEAN Eng.,  menuturkan adanya keterlibatan mahasiswa asing dalam jenjang atau program studi tersebut, seperti dari Kenya (mahasiswa magister), Vietnam (mahasiswa doktor) dan Timor Leste (mahasiswa insinyur).

 

Mahasiswa Diberikan Bekal Nilai Ke-UGM-an dan Pancasila

Dalam kegiatan ini mahasiswa baru mendapatkan pembekalan tentang nilai ke-UGM-an dan Pancasila oleh dosen Fakultas Filsafat UGM, Dr. Heri Santoso. Heri menyinggung sejumlah ajaran Mahapatih Gadjah Mada yang saat ini relevan bagi UGM, seperti trisna, tan satrisna (jangan pilih kasih), haniakan musuh (mengenyahkan musuh), satya haprabu (setia kepada negara) dan ginong prati dina (dibuat besar tiap hari/produktif).

“Nilai filosofis UGM itu dari Bunderan hingga Hutan Gadjah Mada. Diibaratkan sebuah kisah perjalanan seorang ilmuwan, professional dan negarawan,”kata Heri.

 

Penulis: Satria

Foto: Margiyono

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.