Pemerintah siap menggandeng Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dalam mewujudkan ketahanan pangan. Untuk itu, PII diminta untuk bisa berkontribusi dan mengusulkan program-program yang mendorong terwujudnya ketahanan pangan.
“Kita mencari inovasi yang tidak ada di kementerian teknis. Silakan teman-teman PII bisa datang ke kantor kami untuk berdiskusi dan mengusulkan program,”kata Asisten Utusan Khusus Presiden Bidang Ketahanan Pangan, Prof. Dr. Muhammad Nur Rianto Al Arif, M.Si., dalam acara Sarasehan Insinyur Memperkokoh Sinergi Gerakan Insinyur Bidang Hayati Dalam Menyongsong Indonesia Emas 2045 di UC UGM, Senin (13/1).
Di hadapan peserta sarasehan, Nur Rianto menyampaikan poin-poin sambutan dari Utusan Khusus Presiden Bidang Ketahanan Pangan, Mardiono.
Mardiono menekankan pentingnya ketahanan pangan nasional untuk mendukung beberapa program strategis pemerintah, yaitu mendukung makan bergizi gratis, mengurangi ketergantungan impor pangan dan membuka peluang petani lokal maupun UMKM. “Bapak Presiden bahkan juga sudah menegaskan supaya 2027 kita bisa swasembada pangan sekaligus menjadi lumbung pangan dunia,”katanya.
Ia mengakui saat ini Indonesia masih tergantung pada beberapa produk impor, seperti beras, gula, dan tepung. Untuk itu, pemerintah juga telah menyiapkan beberapa langkah penanganan antara lain melalui program pertanian sirkular, intensifikasi serta ekstensifikasi.
Ketua Badan Kejuruan (BK) Teknik Peternakan PII, Prof. Ir. Budi Guntoro, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., mengatakan ketahanan pangan memiliki posisi penting bukan hanya menyangkut persoalan ekonomi, namun juga stabilitas sosial.
“Jika ketahanan pangan tercipta akan mengurangi konflik sosial juga,”kata Budi.
Budi menjelaskan swasembada pangan merupakan salah satu dari Asta Cita misi Presiden Prabowo.
Wakil Ketua Umum PII, Prof. Dr. Ir. Agus Taufik Mulyono, ST., MT., IPU., ASEAN Eng., menekankan pentingnya kolaborasi BK Ilmu Hayati dan BK Ilmu Teknik. Menurut Agus, peran insinyur bidang ilmu hayati cukup besar dalam pengembangan teknologi, meningkatkan produktivitas pertanian, peternakan, kehutanan dengan efisiensi penggunaan sumber daya alam dan lingkungan berkelanjutan. “Melalui kolaborasi ini maka nantinya akan terwujud praktik keinsinyuran yang cerdas, yakni adaptif, humanistik dan futuristik,”urai Agus.
Dalam sarasehan tersebut juga dilakukan penandatanganan MoU kerja sama antara 4 Badan Kejuruan Rumpun Hayati PII, yakni Teknik Kehutanan, Teknik Pertanian, Teknik Industri Pertanian dan Teknik Peternakan.
Penulis: Satria
Foto: Margiyono