![](https://fapet.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/32/2025/02/foto-domba-Awassi-825x466.jpg)
Domba Awassi potensial dikembangkan sebagai pilihan unggul dalam dunia budi daya ternak. Terdapat sejumlah keunggulan yang ada pada domba Awassi, baik dari pertumbuhan daging, produksi susu hingga daya adaptasinya yang tinggi.
“Cocok dikembangkan di Indonesia karena aslinya domba Awassi dari daerah tropik,”papar peneliti yang juga dosen Fakultas Peternakan (Fapet) UGM, Prof. Ir. Yustina Yuni Suranindyah, MS., Ph.D., IPM., Kamis (6/2).
Yuni menjelaskan domba Awassi memiliki pertumbuhan otot yang relatif cepat, membuatnya menjadi pilihan ideal untuk peternak yang menginginkan hasil panen yang optimal dalam waktu relatif singkat. Dengan pertambahan bobot yang mencapai 5-6 kg per bulan untuk betina dan 7-8 kg per bulan untuk jantan, domba Awassi menunjukkan efisiensi tinggi dalam pemanfaatan pakan.
“Produksi susunya juga melimpah. Dengan rata-rata produksi susu mencapai 1,8 liter per hari, domba Awassi menjadi pilihan unggul bagi peternak yang ingin mendapatkan manfaat ganda dari susu dan daging,”imbuh Yuni.
Senada dengan itu, dosen Fapet lainnya, Ir. Rochijan, S.Pt., M.Sc., IPM., menambahkan domba Awassi juga memiliki karkas yang berkualitas tinggi, dengan persentase karkas sekitar 51%. “Karkas merupakan bagian tubuh setelah proses pemotongan yang mencakup daging tanpa kepala, darah, organ-organ internal, kaki, dan kulit. Dengan karkas yang besar, domba Awassi menjadi pilihan yang menguntungkan untuk produksi daging,”kata Rochijan.
Keunggulan domba Awassi juga terletak pada kemampuannya untuk beradaptasi dengan cepat di berbagai lingkungan. Sementara dalam varian seperti domba Awassi F1 dan domba Awassi fullblood, keunggulan genetik dari pejantan fullblood memberikan hasil yang unggul dalam pertumbuhan otot, produksi susu, dan daya adaptasi.
Melihat potensi yang bagus dari domba Awassi ini, Tim Fakultas Peternakan (Fapet) UGM mengadakan pelatihan dan penyuluhan bertajuk Potensi Pengembangan Awassi sebagai Domba Perah di Indonesia. Pelatihan dan penyuluhan dilakukan di Kandang Kambing Burja (Lawang, Malang) dan Kandang Kemitraan Kluster Closed Loop Joyo Setinggil (Karangploso, Malang), Selasa (4/2).
Prof. Ir. Yustina Yuni Suranindyah, MS., Ph.D., IPM. dan Ir. Rochijan, S.Pt., M.Sc., IPM. sebagai narasumber utama kegiatan tersebut banyak memberikan wawasan ilmiah dan praktis mengenai aspek karakteristik domba perah dan manajemen pemerahan.
Pelatihan dan penyuluhan didampingi Direktur Peternakan Kambing Burja dan Domba Dorsip, Martinus Alexander, S.Si. Acara penyuluhan diakhiri dengan pelatihan pengukuran ukuran tubuh, ukuran ambing dan puting, perlemakan ekor, serta pengamatan karakteristik Awassi.
Acara ini diikuti peternak mitra, akademisi, dan praktisi industri susu. Acara dilanjutkan dengan kunjungan lapangan ke fasilitas peternakan modern. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan industri peternakan domba perah di Indonesia dapat semakin berkembang secara berkelanjutan, serta memberikan manfaat bagi peternak dan sektor agribisnis secara luas.
Penulis: Satria
Sumber: Rochijan