
Lebih dari 12 pemasok telur ayam ke Super Indo mengikuti pelatihan budi daya telur bebas sangkar (cage free) yang diselenggarakan di Fakultas Peternakan UGM (Fapet UGM), Selasa–Rabu (29–30/4). Para peserta berasal dari berbagai daerah, yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, Jawa Barat dan Jakarta.
Selama dua hari, peserta mendapatkan materi teori, praktik, serta kunjungan lapangan ke International Training Center Cage-Free Innovation and Welfare Hub milik Fapet UGM yang berlokasi di Dusun Kalijeruk, Ngemplak, Sleman, DIY.
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fapet UGM, Ir. R. Ahmad Romadhoni Surya Putra, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., dalam sambutannya berharap kolaborasi dengan Super Indo dan Global Food Partners dapat terus ditingkatkan.
“Harapannya tentu bukan hanya sekali dalam setahun, tetapi bisa dua atau tiga kali,” ujar Romadhoni.
Ia juga menyampaikan bahwa sistem peternakan telur bebas sangkar diharapkan dapat diadopsi oleh peternak kecil maupun besar. Dengan kesejahteraan ayam petelur yang lebih baik, diharapkan kualitas produk yang dihasilkan juga meningkat.
Khansa Allysha Diandra dari Super Indo menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan memperluas pengetahuan para pemasok tentang konsep telur bebas sangkar.
“Industri telur terus berkembang. Kami berkomitmen untuk terus berpartisipasi dalam memberikan edukasi kepada pemasok maupun konsumen mengenai keberlanjutan pengembangan telur bebas sangkar,” ungkapnya.
Sementara itu, Kristina Yolanda, Chairperson of Indonesia Cage Free Association (ICFA), menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan kegiatan kedua setelah sebelumnya digelar pada November 2023.
“Melalui pelatihan ini, kami berharap para pemasok dapat memahami dasar-dasar budi daya telur bebas sangkar dan menangkap peluang yang ada, mengingat persaingan pasar yang semakin ketat,” kata Yolanda.
Penulis: Satria
Foto: Margiyono